Nama-nama 12 Imam penerus dan penjaga risalah Allah Swt yang
ditetapkan Allah melalui wasiat Rasulullah Saw secara berurutan adalah:
1.
Ali bin Abi Thalib as
(syahid 40 H)
2.
Hasan bin Ali as
(syahid 49 H)
3.
Husein bin Ali as
(syahid 61H)
4.
Ali bin Husein Zainal
Abidin as-Sajjad as (syahid 95 H)
5.
Muhammad bin Ali
al-Baqir as (syahid 114 H)
6.
Ja'far bin Muhammad
ash-Shadiq as (syahid 148 H)
7.
Musa bin Ja'far
al-Khazim as (syahid 183 H)
8.
Ali bin Musa ar-Ridha
as (syahid 203 H)
9.
Muhammad bin Ali
al-Jawad as (syahid 230 H)
10.
Ali bin Muhammad
al-Hadi as (syahid 254 H)
11.
Hasan bin Ali
al-Asykari as (syahid 260 H)
12. Muhammad bin Hasan al-Mahdi
afs (dighaibkan oleh Allah Swt 260 H sampai waktu yang ditentukan Allah)
Imam Muhammad bin Hasan Al-Mahdi afs adalah Imam terakhir dari
12 Imam Ahlul Bait Nabi Saw. Beliau adalah Imam Akhir Zaman yang ditunggu-tunggu
kemunculannya oleh pengikut Syiah Ahlul Bait Nabi Saw dari keghaibannya yang
panjang.
Untuk mengetahui mengapa Allah Swt mengghaibkan hujjah-Nya dari
manusia, kita harus menelusuri mulai dari kehidupan ayahandanya yaitu Imam
Hasan al-Asykari, Imam Ahlul Bait ke-11.
Imam Hasan bin Ali al-Asykari as wafat hari Jum’at 8 Rabiul Awal
260 H, dalam usia 28 tahun. Beliau dimakamkan di rumahnya yang juga menjadi
lokasi pemakaman ayahanda beliau Imam Ali bin Muhammad al-Hadi as (Imam Ahlul Bait
ke 10) di Samara, Irak.
Al-Mahdi as dilahirkan pada malam Jum’at 15 Sya'ban tahun 255 H,
di dalam kamar bawah tanah rumah mereka di Samara. Menurut riwayat yang masyhur
ibunda beliau adalah Nargis.
Imam Hasan Asykari as merahasiakan kelahiran dan perkara
putranya ini karena tuntutan situasi dan kondisi sulit zaman itu, karena
hebatnya upaya pihak penguasa Bani Abbasiyah mencari putranya untuk dibunuh,
karena merasa terancam dengan kelahiran sang Juru Selamat Akhir Zaman.
Pihak penguasa Bani Abasiyyah melakukan upaya serius mencari
putranya, dikarenakan informasi yang beredar di kalangan pengikut Syiah
Imamiyah tentang putra Imam Hasan al-Asykari as yang ditunggu-tunggu mereka
sebagai Imam Zaman.
Imam Hasan Asykari as tidak ingin putranya dikenal oleh
masyarakat pada masa hayatnya, karena akan membahayakan jiwanya. Setelah
kewafatan Imam Hasan al-Asykari as, orang banyakpun masih saja belum tahu
tentang keberadaan putranya.
Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa kelahiran Al-Mahdi putra
Imam Hasan Asykari akan terjadi dengan tersembunyi dan penuh kerahasiaan.
Sebagaimana kelahiran Nabi Musa as yang luput dari pengawasan Fir'aun.
Kerahasiaan kelahiran Imam Mahdi as adalah untuk menjaga beliau agar mampu
menjalankan misinya di masa datang.
Riwayat yang disampaikan oleh Syekh Shaduq dalam kitab
Kamaluddin (hlm. 315) dan dalam kitab Kifayat al-Atsar karya Khazaz (hlm. 317),
yang disandarkan pada hadis Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib as yang berkata:
"Tidakkah kalian mengetahui bahwa tidak
seorangpun dari kami hidup kecuali leher kami diancam untuk berbaiat kepada
penguasa zamannya, kecuali Al-Qaim (Al-Mahdi), yang Isa putra Maryam nanti akan
shalat di belakangnya?"
"Sesungguhnya Allah Swt menyembunyikan
kelahirannya dan mengghaibkan dirinya agar tidak ada ancaman berbai'at pada
lehernya saat muncul".
"Dia adalah keturunan yang ke-9 dari
saudaraku Husain, putra pemimpin para wanita. Allah memanjangkan umurnya pada masa
keghaibannya. Kemudian Allah memunculkannya dengan kekuasaan-Nya".
Syekh Saduq juga meriwayatkan hadis dari jalur Imam Ali bin Abi
Thalib as yang berkata:
"Sesungguhnya Al-Qaim dari keluarga kami,
jika dia muncul tidak ada ancaman pada lehernya untuk berbai'at pada
seorangpun. Oleh karena itu, kelahirannya dirahasiakan dan dirinya dighaibkan". (Kitab Kamaluddin hlm. 303).
Hadis dari jalur Imam Husain as yang berkata:
"Terjadi pada putra (generasi) kesembilan
dari keturunanku, peristiwa Nabi Yusuf, peristiwa Nabi Musa bin Imran, ia
adalah Al-Qaim dari Ahlul Bait. Allah mengatur urusannya dalam satu malam
saja". (Kitab Kamaluddin hlm.
321-322).
Dalam Kitab Al-Kafi, Kulaini meriwayatkan hadis dengan sanad dari
Imam Baqir as yang berkata:
"Perhatikanlah, seseorang yang
kelahirannya disembunyikan dari pandangan mata manusia. Dialah pemimpin kalian.
Sesungguhnya tidak seorangpun dari kami yang ditunjuk dengan jari dan disebut
dengan lidah kecuali meninggal dengan kondisi diracun atau dibunuh". (Kitab Kamaluddin hal 316).
Mengapa kelahiran Imam Mahdi as dirahasiakan, merupakan salah satu
tanda yang amat jelas untuk membedakan sosok Imam Mahdi yang dijanjikan yang
merupakan putra Fatimah yang diberitakan dalam hadis-hadis nabawiyah. Hal ini
merupakan salah satu tujuan penting untuk mengenalkan kepada umat Islam, salah
satu tanda untuk menyingkap ketidakbenaran para pengklaim kemahdian sebagaimana
banyak kita saksikan dalam sejarah Islam.
Tidak ada satupun dari hadis-hadis nabawiyah tersebut yang dapat
diterapkan kepada para pengklaim karena tidak adanya tanda-tanda ini pada
mereka.
“Tidak ada seorang pun dari mereka para pengklaim
kemahdian yang kelahirannya dirahasiakan sebagaimana yang ditetapkan dalam
sejarah.” (Dr. Muhammad Mahdi
Khan, dalam kitabnya Bab al-Abwab).
Dari pembahasan di atas, kita bisa lihat adanya upaya-upaya keji
yang terus dilakukan oleh para penguasa baik Bani Umayah ataupun penerusnya
Bani Abbasiyah yang berupaya membunuh para Imam Ahlul Bait as untuk memutus
mata rantai "Imamah" demi mencegah munculnya Imam Mahdi yang
dijanjikan.
Upaya-upaya itu dilakukan sampai ke dalam lingkaran dalam
keluarga Imam Hasan Asykari as dengan mengutus agen wanita mengawasi kelahiran
Imam Mahdi as untuk membunuhnya.
Karena itu Imam Hasan Asykari tidak menikah secara resmi
sebagaimana budaya yang berlaku pada masa itu.
Imam Hasan Asykari as berkata bahwa penguasa Bani Abbasiyah
memenjarakan beliau dan berusaha menghabisinya beberapa kali sebagaimana yang
mereka lakukan pada ayah-ayah beliau. (Kitab Hayat al-Imam Asykari karya Syekh
Thabarsi, hlm. 421-424).
Imam Hasan Asykari as menyebutkan sebab-sebab permusuhan yang
ditujukan kepada para Imam as sebagaimana diriwayatkan dari beliau oleh seorang
ulama yang hidup sezaman dengan beliau as yaitu Syekh Fadhl bin Syadzan, yang
berkata:
"Abdullah bin Husain bin Sa'ad al-Khatib meriwayatkan
kepada kami, dia berkata, "Abu Muhammad al-Imam Hasan Askari berkata: "Bani
Umayah dan Bani Abbas meletakkan pedang-pedang mereka pada kami karena dua
sebab:
Pertama, "Mereka mengetahui bahwa mereka tidak memiliki hak
atas khilafah, maka mereka takut oleh pengakuan kami atas khilafah, dan takut
kalau kekhalifahan tetap berada pada pusatnya".
Kedua, "Mereka mengetahui dari sumber-sumber mutawatir
mengenai kehancuran kedzaliman dan kesewenang-wenangan melalui tangan Al-Qaim
(Al-Mahdi) dari keluarga kami. Mereka tidak ragu bahwa sesungguhnya mereka
termasuk orang-orang dzalim, berbuat sewenang-wenang".
"Mereka berupaya membunuh Ahlul Bait Rasulullah Saw dan
memutus garis keturunannya agar mereka dapat mencegah kelahiran Al-Qaim as atau
membunuhnya. Maka, Allah Swt enggan untuk menyingkap urusan pada salah seorang
di antara mereka, kecuali Allah Swt menyempurnakannya meskipun orang-orang
kafir tidak menyukainya". (Itsbat al-Hudat karya Hurr al-Amini jil 3 hlm. 570,
Muntakhab al-Atsar, Syekh Luthfullah Shafi bab 359 hadis ke 34 dari Kasyf
al-Haqq karya Khatun Abadi, dll).
Karena kelahiran Imam Mahdi afs (Imam ke-12) yang sangat
dirahasiakan oleh orang tua beliau afs, membuat musuh-musuh Ahlul Bait as tidak
bisa menemukannya, sehingga mereka menuduh bahwa Imam Hasan Asykari as
"mandul", tidak mempunyai anak. Inilah fitnah-fitnah yang dilontarkan
oleh para musuh dan pembenci Ahlul Bait Nabi Saw sampai sekarang.
Kami kutipkan hadis-hadis dari Imam Hasan Asykari as (Imam ke-11)
dan Imam Ali al-Hadi as (Imam ke-10), dan para Imam lain tentang Imam Mahdi afs
untuk menepis fitnah bahwa Imam Hasan Asykari as "mandul" tidak
mempunyai anak:
Hadist ke-1:
Abul Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan
dari Muhammad bin Ya'qub dari Ali bin Muhammad dari al-Husain bin Muhammad dari
Mu'alla bin Muhammad dari Ahmad bin Muhammad bin Abdullah yang berkata:
"Datang maklumat dari Abu Muhammad
(al-Hasan al-Askari as) ketika az-Zubairi (Al-Muhtadi), laknat Allah atasnya, terbunuh:
"Inilah balasan bagi orang yang kurang ajar kepada Allah Swt dengan
berlaku buruk terhadap para wali-Nya. Dia berikrar mau membunuhku dan
menyatakan bahwa aku tidak berketurunan. Bagaimana sekarang dia melihat kuasa
Allah berkenaan dengan putra itu?"
(Ahmad) bin Muhammad bin Abdullah menambahkan:
"Dan dia pun mendapatkan seorang
keturunan laki-laki". (Al-Kafi
I, 429 riwayat no. 5).
Hadist ke-2:
Abul Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan
dari Muhammad bin Ya'qub dari Ali bin Muhammad dari mereka yang meriwayatkannya
dari Muhammad bin Ahmad al-Alawi dari Daud bin al-Qasim al-Ja'fari (Abu Hasyim)
yang mengatakan:
"Aku (Daud bin al-Qasim al-Ja'fari)
mendengar Abul Hasan Ali bin Muhammad Al-Hadi as berkata:
"Imam sepeninggalku adalah Al-Hasan.
Tetapi apa yang terjadi pada engkau berkenaan dengan Imam setelah Imam
sepeninggalku?" (Maksud Imam Ali Hadi as adalah Imam setelah Imam Hasan
Askari as yaitu Imam Mahdi afs).
Daud bin al-Qasim bertanya, "Semoga saja
Allah menjadikan aku bisa berkorban demi Anda, kenapa?"
"Engkau tidak akan bertemu atau melihat
dirinya". Ucap Imam Ali Hadi as, "Juga engkau tidak akan dibolehkan
menyebut namanya".
"Lalu bagaimana kami menyebutnya?"
Tanya Daud.
Imam menjawab, "Sebut saja "hujjah
dari keluarga Muhammad". (Al-Kafi I, 328 riwayat no 13).
Hadist ke-3:
Abul Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan
dari Muhammad bin Ya'qub dari Ali bin Muhammad dari Ja'far bin Muhammad al-Kufi
dari Ja'far bin Muhammad al-Makfuf dari Amr al-Ahwazi yang menyebutkan:
"Abu Muhammad al-Hasan al-Askari as
memperlihatkan kepadaku putranya dan berkata, "Inilah Imam (pemimpin)
engkau sepeninggalku". (Al-Kafi
I, 328 riwayat no. 3).
Hadist ke-4:
Abul Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan
dari Muhammad bin Ya'qub dari Abu Ali al-Asy'ari dari al-Hasan bin Ubaidillah
dari al-Hasan bin Musa al-Khasysyab dari Ali bin Suma'a dari Ali bin al-Hasan
bin Ribath dari Ibn Udzainah dari Zurarah, yang berkata:
"Aku (Zurarah) mendengar Abu Ja'far
(al-Baqir as) berkata, "Dua belas Imam dari keluarga Muhammad, semuanya
mendapat pesan dari malaikat. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib dan 11
keturunannya". (Al-Kafi I, 533
riwayat no 14).
Hadist ke-5:
Abu Qasim meriwayatkan dari Muhammad bin
Ya'qub dari Ali bin Ibrahim dari ayahnya (Ibrahim bin Hasyim) dari Ibnu Abi
Umair dari Said bin Ghazwan dari Abu Bashir dari Abu Ja'far (al-Baqir as) yang
berkata:
"Setelah al-Husain ada sembilan Imam, dan
Imam ke sembilan merupakan Imam yang mengemban posisi sebagai Imam Zaman". (Al-Kafi I, 533, riwayat no. 15).
Hadist ke-6:
Abul Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan
dari Muhammad bin Ya'qub dari Al-Husain bin Muhammad dari Mu'alla bin Muhammad
dari Wasysya' dari Aban dari Zurarah yang mengatakan:
"Aku (Zurarah) mendengar Abu Ja'far
(Al-Baqir as) berkata:
"Ada 12 Imam. Diantaranya adalah Al-Hasan
dan Al-Husain. Kemudian dari keturunan Al-Husain lahir Imam-imam". (Al-Kafi I, 533 riwayat no. 16).
Hadist ke-7:
Abul Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan
dari Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini dari Ali bin Ibrahim dari Muhammad bin Isa
dari Muhammad bin Al-Fadhl dari Abu Hamzah ats-Tsumali dari Abu Ja'far
(al-Baqir as).
“Dia (Al-Baqir as) berkata, "Allah Swt
mengutus Muhammad Saw untuk bangsa jin dan umat manusia. Sepeninggal Muhammad Saw,
Dia mengutus 12 wakil pemegang otoritas (washi)".
"Sebagian sudah menjalankan tugas, dan
sebagian lagi belum. Untuk setiap washi ada persiapannya. Para washi yang
mengemban tugas sepeninggal Muhammad Saw sama dengan sistem yang dibangun Nabi
Isa as".
"Para wakil Isa as ada 12 orang. Amirul
Mukminin (Ali bin Abi Thalib as) adalah washi pertama sepeninggal Muhammad
dalam versi sistem yang dibangun oleh Nabi Isa as". (Al-Kafi I, 532 riwayat no. 10).
Hadist
ke-8:
Abul
Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan dari Muhammad bin Ya'qub dari Muhammad
bin Yahya dari Ahmad bin Muhammad bin Isa, Muhammad bin Abdullah, Muhammad bin
Husain yang kesemuanya bersumber dari Sahl bin Ziyad dari Al-Hasan bin Al-Abbas
dari Abu Ja'far kedua (Muhammad al-Jawad as) dari ayahnya dari Amirul Mukminin
as yang berkata:
"Rasulullah
Saw berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Imanilah malam keputusan (Lailat
al-Qadr). Pada malam itu turun perintah tentang sistem religius (sunnah), dan
karena perintah itu maka sepeninggalku ada sahabat-sahabat Allah (wulat), Ali
bin Abi Thalib dan sebelas keturunannya".
Dengan
sanad yang sama, Amirul Mukminin as berkata kepada Ibnu Abbas:
"Malam
keputusan berkenaan dengan setiap sistem religius (sunnah). Pada malam itu
perintah tentang sistem religius (sunnah) turun, dan karena perintah itu, maka
sepeninggal Rasulullah Saw ada sahabat-sahabat Allah (wulat)".
"Siapa
mereka itu?" tanya Ibnu Abbas.
"Aku
dan sebelas keturunanku, Imam-imam yang mendapat pesan dari malaikat,"
jawab Amirul Mukminin as.
Hadist
ke-9:
Abu
Qasim Ja'far bin Muhammad meriwayatkan dari Muhammad bin Ya'qub dari Muhammad
bin Yahya dari Muhammad bin al-Hasan dari Ibnu Mahbub dari Abul Jarud dari Abu
Ja'far Muhammad bin Ali as (Al-Baqir as) dari Jabir bin Abdullah al-Anshari
yang berkata:
"Aku
(Jabir bin Abdullah) berkunjung kepada Fatimah binti Rasulullah Saw. Saat itu
Fatimah tengah memegang sebuah lembaran (lawh) yang termaktub di dalamnya
tentang sejumlah washi, para Imam dari keturunan Fatimah".
"Aku
hitung jumlahnya ada 12 nama dan nama yang terakhir adalah dia yang akan
mengemban posisi sebagai Imam Zaman. Diantara keturunan Fatimah ada tiga yang
bernama Muhammad, dan ada tiga yang bernama Ali". (Al-Kafi I, 532 riwayat no. 9).
Riwayat
dari Ibn Al-Atsir: Imam Hasan Al- Askari as Memiliki Anak
Sejarawan
klasik terkenal, Ibn Al-Atsir, dalam kitab Al-Kamil fi Al-Tarikh, jilid. 7,
hlm. 274, ketika membahas kejadian tahun 260 H, ia memberikan keterangan
berikut:
وفيها
توفي الحسن بن علي بن محمد بن علي بن موسى بن جعفر بن محمد بن علي بن الحسين بن
علي بن أبي طالب عليه السلام.
...أبو
محمد العلوي العسكري، وهو أحد الأئمة الثني عشر على مذهب الامامية، وهو والد محمد
الذي يعتقدونه المنتظر...
“Pada
tahun 260 H, wafatlah Al-Hasan bin 'Ali bin Muhammad bin 'Ali bin Musa bin
Ja'far bin Muhammad bin 'Ali bin Al-Husain bin 'Ali bin Abi Thalib
'alaihissalam.
“... Abu
Muhammad Al-'Alawi Al-'Askari. Dia salah satu dari dua belas Imam pada madzhab
Al-Imamiyah. Dia adalah ayah dari Muhammad yang diyakini oleh Al-Imamiyah
sebagai Al-Muntazhar...”
Kutipan
di atas menyebutkan kuniyah Imam Hasan Al-Askari as yaitu Abu Muhammad (ayahnya
Muhammad). Secara jelas juga disebutkan: هو والد محمد (dia adalah ayah
Muhammad). Muhammad inilah yang diyakini oleh Al-Imamiyah sebagai Al-Muntazhar.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam catatan sejarah Imam Hasan Al-'Askari as
memiliki anak.
Referensi:
Ibn
Al-Atsir, Al-Kamil Fi Al-Tarikh, jld. 7 (Beirut: Dar Shadir dan Dar Bayrut,
1385 H/ 1965 M), bab سنة ستين ومائتين, sub bab ذكر عدة حوادث, hlm. 274.