Dari Abu Laila al-Ghifari dari Nabi Saw yang bersabda, “Sepeninggalku akan ada fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali, karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan"

Minggu, 30 Juni 2024

Imam Khamenei: Gerakan Pembela Haram, Menyelamatkan Iran dan Kawasan/Membela Haram, Membela Nilai-nilai Kemanusiaan


Imam Khamenei


Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pertemuan dengan anggota penyelenggara Kongres Internasional Syuhada Muqawama dan Pembela Haram (Pembela Keamanan Asia Barat dan Haram atau Makam Suci Ahlulbait Nabi), menyebut pembela Haram sebuah fenomena menakjubkan dan penting serta salah satu manifestasi pandangan dunia Republik Islam.

Lebih lanjut Imam Khamenei menekankan, kehadiran pemuda dari berbagai etnis bangsa dalam kelompok pembela Haram menunjukkan bahwa Revolusi Islam setelah lebih dari empat dekade, masih memiliki kekuatan untuk menciptakan kembali semangat dan epik revolusi pertama.

Imam Khamenei seraya mengenang seluruh syuhada pembela Haram (Pembela Keamanan Asia Barat dan Haram atau Makam Suci Ahlulbait Nabi) dan front muqawama, khususnya Syahid Jenderal Soleimani, menilai membela Haram Suci (Ahlulbait Nabi) sebuah sisi simbolis dalam membela ideologi dan nilai-nilai pemilik Haram dan Ahlulbait as.

"Nilai-nilai tinggi mazhab Ahlulbait as seperti keadilan, kebebasan, melawan kekuatan zalim, dan "pengorbanan di jalan kebenaran", senantiasa mendapat peminat di antara mereka yang memiliki hati nurani yang murni," tambah Imam Khamenei.

Menurut laporan Pars Today, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut gerakan mahasiswa di berbagai universitas Amerika Serikat dalam membela rakyat Jalur Gaza adalah contoh dari hati nurani yang murni di dunia, dan menambahkan:

Yang penting adalah pesan membela Haram sejatinya adalah membela nilai-nilai kemanusiaan, sampai kepada hati nurani yang murni di dunia.

Beliau menganggap dimensi lain dari isu mempertahankan tempat suci (Haram) sebagai pandangan dunia revolusi Islam dan mengingatkan: Setiap gerakan dan revolusi yang mengabaikan lingkungan internasional dan regionalnya pasti akan terpukul, seperti halnya pergerakan bangsa Iran dalam Revolusi Konstitusional dan dalam permasalahan nasionalisasi industri minyak yang terpuruk dan tidak tuntas karena terlalu memikirkan permasalahan dalam negeri dan mengabaikan campur tangan asing, akhirnya gagal mencapai cita-citanya.

Rahbar menambahkan:

Imam Khomeini sejak hari-hari pertama kebangkitan Islam dan juga sejak awal kemenangan Revolusi Islam, senantiasa memperhatikan intervensi asing dan padangan dunia serta regional, dan tidak disibukkan isu-isu dalam negeri, dan dalam berbagai statemennya memberikan peringatan yang diperlukan terkait isu-isu ini.

Pertemuan anggota penyelenggara Kongres Internasional Syuhada Muqawama dan Pembela Haram

Imam Khamenei menyebut kehadiran pejuang pembela Haram (Pembela Keamanan Asia Barat dan Haram atau Makam Suci Ahlulbait Nabi) di negara-negara yang musuh merancang plot sangat berbahaya baginya, termasuk manifestasi pandangan dunia Revolusi Islam, dan mengatakan:

Dalam plotnya, musuh berencana menghancurkan pemerintah Islam dengan menduduki kawasan dan pada saat yang sama dengan menerapkan tekanan ekonomi dan politik serta tekanan “ideologis dan agama” terhadap Iran, namun sekelompok anak muda yang beriman, dengan poros Republik Islam, menggagalkan plot yang mahal kubu arogan dunia ini.

Beliau menekankan, dengan pandangan ini, harus dikatakan bahwa gerakan pembela Haram telah menyelamatkan Iran dan kawasan.

Rahbar seraya mengisyaratkan pada esensi brutal, sadis dan tak manusiawi Daesh (ISIS) dan kelompok-kelompok serupa yang dibentuk dengan dukungan persenjataan dan propaganda Amerika serta Barat, menambahkan:

Tujuan dari pembentukan kelompok-kelompok ini adalah mengobarkan instabilitas di kawasan, khususnya Iran, tapi para pembela Haram berhasil meredam bahaya besar ini.

Imam Khamenei menganggap demonstrasi kekuatan Revolusi Islam dalam menciptakan kembali semangat dan epik yang melekat di awal kemenangan sebagai dimensi lain dari gerakan para pembela Haram dan menambahkan:

Kehadiran generasi muda yang belum pernah melihat Imam (Imam Khomeini) dan era pertahanan suci (perang Iran-Irak) untuk mempertahankan tempat suci menunjukkan kekuatan aneh revolusi Islam dalam menciptakan kembali motivasi keagamaan dan revolusioner yang sama empat dekade lalu.

Seraya mengisyartkan harapan dan analisa sebagian orang yang dipengaruhi ideologi Barat terkait bahwa Revolusi Islam dan nilai-nilainya semakin melemah, Rahbar menekankan:

Kesucian, keberanian, pengorbanan, ketulusan dan “keyakinan yang mendalam terhadap landasan agama” pada generasi muda yang membela tempat suci (Haram Ahlulbait) merupakan fenomena indah dan unik yang menunjukkan kesalahan analisa orang Barat dan persoalan ini tidak mungkin terbentuk kecuali dengan rahmat dan bantuan Allah Swt dan Ahlulbait as.

Pemimpin Revolusi Islam memandang diadakannya pawai seperti 22 Bahman atau pemakaman mengejutkan seperti pemakaman Jenderal Soleimani atau para syuhada pengabdi negara (Syahid Raisi dan kawan-kawan) sebagai wujud lain dari kekuatan regenerasi Revolusi Islam dan menekankan: Para syuhada yang membela tempat suci (Haram Ahlulbait) dan keluarga mereka adalah sumber kehormatan dan kebanggaan, serta keselamatan dan kemakmuran Iran Islami, dan Revolusi Islam jelas berhutang kepada syuhada ini dan keluarga mereka. (MF)

Sumber: Parstoday Indonesia


Sabtu, 22 Juni 2024

Imam Khamenei: Tugas yang Paling Penting adalah Menegakkan Keadilan Dengan Berani dan Tanpa Basa-basi


Imam Khamenei


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Imam Khamenei Sabtu (22/6/2024) saat bertemu dengan staf dan anggota Mahkamah Agung Iran seraya menyebut tugas utama lembaga hukum adalah "menyelesaikan masalah dan perselisihan masyarakat berdasarkan keadilan” dan “Mencegah melewati garis merah hukum", mengatakan, tugas utama lembaga peradilan adalah menegakkan keadilan dengan berani dan tanpa basa-basi.


Rahbar di awal pertemuan seraya memberikan penghormatan kepada syuhada lembaga peradilan termasuk Syahid Behehsti dan juga Syahid Raisi yang memiliki catatan gemilang di Mahkamah Agung, mengucapkan terima kasih atas kerja keras ketua, pejabat, jaksa dan staf lembaga ini.


Menurut laporan Pars Today, Imam Khamenei seraya menekankan bahwa dalam al-Quran dan berbagai sumber Islam, tidak ada penekanan lebih banyak seperti masalah keadilan, menyebut keberanian sebagai keharusan dari penegakkan keadilan, mengatakan:


Menurut Imam Sajjad as, lembaga peradilan harus bertindak sedemikian rupa sehingga musuh pun akan merasa aman dari kezaliman, dan teman dekat juga akan putus asa dari bantuan yang tidak adil; Jika hal ini terlaksana, maka masalah sangat penting "keamanan psikologis dan mental" akan terjamin.


Beliau menyebut berkurangnya waktu penanganan perkara, kekuatan dan konsistensi putusan pengadilan negeri, yang berujung pada berkurangnya pelanggaran suara dalam proses banding, dan berkurangnya laporan dan pengaduan ke lembaga pemeriksa, sebagai indikator penting yang harus ditingkatkan melalui implementasi dokumen sistem peradilan.


Imam Khamanei seraya mengungkapkan keprihatinannya atas lambatnya pemrosesan kasus-kasus yang melibatkan tahanan dan akibatnya lamanya penahanan sementara terhadap orang-orang, mengatakan:


Nasib orang-orang tersebut harus ditentukan sejak dini agar tidak ada seorang pun yang dipenjara karena lamanya proses perkara.


Rahbar seraya mengisyaratkan sulitnya menyelesaikan masalah tahanan yang memiliki hutang, mengatakan:


Sejumlah orang bahkan jika mendekam di penjara seumur hidup, tidak memiliki kemampuan membayar hutangnya, dan masalah ini harus diselesaikan.


Penekanan pada referensi hakim terhadap undang-undang dalam negeri dan bukan pada sumber-sumber hak asasi manusia Barat, kelanjutan dari kunjungan lapangan oleh kepala peradilan dan tindak lanjut dari implementasi keputusan-keputusan menjanjikan yang dibuat selama kunjungan ini adalah poin-poin lain dari pidato pemimpin besar Revolusi Islam Iran.


Menyimpulkan bagian pidatonya ini, Rahbar mengatakan:


Bekerjalah sedemikian rupa sehingga opini publik melihat Mahkamah Agung sebagai rumah keadilan dan pusat penegakkan hak serta keadilan tanpa basa-basi.


Rahbar di akhir pidatonya memberikan rekomendasi penting kepada para kandidat pemilu presiden. Imam Khamenei menyebut program pemilu televisi baik dan membuat masyarakat mengenal pandangan beragam, serta kepada para kandidat pemilu, beliau mengatakan:


Seluruh kandidat, mencintai Iran dan Republik Islam; Karena mereka menginginkan menjadi presiden bagi pemerintah dan untuk melayani rakyat. Oleh karena itu, jangan berbicara yang menyenangkan musuh.


Sumber: Parstoday Indonesia

Jumat, 21 Juni 2024

Francis Fukuyama: “Musuh Kita Hanyalah Syiah yang “Berwilayah”

 

Francis Fukuyama


Jika kita menilai mengapa Amerika, Zionis dan negara-negara Arab seperti Arab Saudi begitu gencar menjatuhkan Syiah khususnya Syiah Iran, itu karena Islam Muhammadi original termanifestasi dalam Syiah Wilayah Khomeiniyah. Tentunya negara-negara mayoritas Syiah yang berkiblat kepada Amerika dan Zionis tidak akan pernah diusik dan diganggu seperti Azarbeijan misalnya.

Rahasia ini terungkap ketika terjadi sebuah rapat khusus yang dilakukan di Ursyalim dekat bukit Muria, mencoba mendiagnosa kegagalan-kegagalan politik mereka dikancah International oleh Yoshihiro Francis Fukuyama.

Beliau adalah ilmuwan politik, ekonom politik, dan penulis Amerika Serikat.  Ia juga adalah anggota dewan International Forum for Democratic Studies yang didirikan oleh National Endowment for Democracy dan anggota departemen ilmu politik RAND Corporation.

Dalam rapatnya bersama petinggi-petinggi Amerika dan Zionis ia berkesimpulan:

“Peperangan software yang kita jalankan untuk menguasai perpolitikan dunia pada akhirnya akan dimenangkan oleh orang-orang Syiah.”

Akhirnya Zionis dan Amerika membuat sebuah Konferensi di Ursyalim yang terkenal dengan Konferensi Ursyalim.

Dengan data-data yang Ia punya, Fukuyama mulai memaparkan tema berjudul “Mengenal dan Mengetahui Esensi Syiah”. Dalam pembukaan rapatnya Fukuyama berkata, “Syiah adalah sebuah burung yang mana kepakan sayapnya begitu tinggi hingga senjata kita secanggih apapun tidak bisa menggapainya. Burung itu memiliki dua sayap. Sayap pertama berwarna Merah dan yang satunya berwarna Hijau.”

Kemudian Ia menjelaskan maksud sayap-sayap tersebut. Adapun Sayap Hijau adalah Mahdawiyah (Mahdiisme) dan harapan bumi ini akan dipenuhi keadilan diakhir zaman. Mahdiisme, Law and Justice yang dibawa sayap ini menjadikan orang-orang Syiah tidak akan pernah putus asa dalam bergerak, karena pada akhirnya kemenangan akan jatuh kepada mereka melewati Mahdi yang mereka tunggu.

Mengalahkan mereka tidak lain kita harus mengikis dan memotong keyakinan mereka terhadap Mahdiisme dengan kita buat Mahdi tandingan dalam tubuh mereka atau melencengkan keyakinan itu dengan keyakinan tandingan yang seolah itu dikatakan oleh Imam dan ulama mereka.

Sayap kedua yang berwarna merah adalah kerinduan mereka terhadap kesyahidan, yang mana akar pemikiran ini bersumber dari Karbalaisme dan Husainisme. Kebangkitan melawan kedzaliman, pantang hina, hidup mulia atau mati syahid, rela berkorban dan sifat-sifat heroik lainnya.

Husainisme dan Karbalaisme tidak bisa dikalahkan oleh politik, kebudayaan, ekonomi, sosial dan pernak-pernik gemerlap keduniaan. Selama kecintaan kepada Husain ibn Ali as dan kerinduan akan kesyahidan terpatri di dalam sanubari mereka, maka selama itu kita akan gagal dan tidak akan pernah berhasil.

Inilah makna “Muhammadiyatul Hudust wa Huseiniyatul Baqa” Islam Muhammadi akan selalu tegak dan abadi ketika Husainisme selalu diperingati dan hadir ditengah-tengah mereka. Ini ditegaskan oleh perkataan Nabi mereka yang mengatakan, “Ana min Husain” yaitu Risalah Muhammadi dan pengeksekusiannya dari Husainisme, Karbalaisme dan Mahdiisme sebagai keturunan Husain ibn Ali as.

Terakhir adalah burung ini selain memiliki dua sayap, Ia memiliki jubah atau Dzirah (baju besi) yang melindunginya,  mereka sebut dengan Wilayah Faqih. Seseorang yang memimpin dan mengomandoi mereka sebagai perpanjangan tangan Al-Mahdi sang Messiah terakhir kaum Syiah.

Kita sudah coba perang dengan mereka secara terbuka ketika kita menunggangi Irak selama 8 tahun, namun karena Wali Faqih, kita terpukul mundur dan tidak bisa menghancurkan revolusi seumur biji jagung tersebut. Padahal dari sisi militer, ekonomi dan politik seharusnya bisa dengan mudah dihancurkan. Begitu juga Hizbullah selain memiliki dua sayap itu, mereka tunduk patuh kepada Wali Faqih, penyebab kekalahan-kekalahan kita di negeri kawasan.

Hal pertama yang kita harus lakukan adalah menggeser dan menjauhkan Mahdiisme dari  pemikiran generasi mereka.

Hal kedua menjauhkan revolusi Husainisme dan Karbalaisme dari benak mereka dengan merubah image dan pesan Husaini sehingga mereka sedikit demi sedikit hanya mempringati kesyahidannya saja dan melupakan pesan intinya (menegakan keadilan dan memerangi segala bentuk kedzaliman).

Kita buat Image masyarakat benci terhadap Karbala dan Husainisme dengan memanfaatkan sekelompok fanatis dari mereka, lalu kita ekspos atau kita buat sekelompok yang brutal dan berdarah-darah memukuli kepala mereka, anak-anak dan istri-istri mereka dengan benda tajam. Sehingga masyarakat jijik dan menjauh dari pesan asli Husainisme dan Karbalaisme.

Hal ketiga masalah Wali Faqih, kita buat sekelompok dari kalangan mereka atau kita hasut mereka untuk membenci Wali Faqih. Kita biayai mereka agar jauh dari ketaatan kepada Wali Faqih. Masalah ini membutuhkan waktu dan diskusi yang panjang, karena kita harus menyusup ke hauzah-hauzah mereka, bertitle Ijtihad atau marja sehingga ketika diadukan dengan Wali Faqih memiliki bobot.

Sistem hauzah harus digeser sedikit demi sedikit, sehingga mereka kelak hanya fokus kepada ritual-ritual kesyahidan dan kelahiran Imam mereka. Sibukan mereka dengan kajian ilmiah yang berhubungan dengan perbedaan antara Sunni-Syiah. Kita tajamkan dimasalah ini, kalau perlu kita buat dari kalangan Syiah yang menajamkan perseteruan Sunni-Syiah dengan mencaci-maki dan menghina akidah dan orang-orang yang dikultuskan Ahlu Sunnah.

Untuk masalah agenda 50 tahun kedepan dan 100 tahun kedepan,  kita akan atur ulang dengan seksama sehingga tidak terjadi blunder dimasa yang akan datang.

Oleh: Yoshihiro Francis Fukuyama

Sumber: http://relawankebaikan.blogspot.com

 



Jumat, 07 Juni 2024

Pemikiran Perlawanan Imam Khomeini Dari Iran Hingga Dunia



 

Salah seorang pengajar di universitas Iran, menyebut benih perlawanan yang ditanam Imam Khomeini, di masanya, kini telah tumbuh menjadi sebuah pohon besar berakar kuat. Hujatulislam Mohammad Javad Faqih, pengajar Hauzah Ilmiah dan universitas Iran, terkait perlawanan dalam pemikiran Imam Khomeini mengatakan, pemikiran perlawanan Imam Khomeini, sebelum Revolusi Islam, sudah terbentuk sejak masa remaja beliau, dan sekarang pemikiran ini telah menginspirasi kebangkitan bangsa-bangsa merdeka dunia.

Di bawah ini sebagian paparan Imam Khomeini, dalam wawancara dengan kantor berita Mehr News:

Perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini, bertumpu pada sejumlah prinsip dasar. Prinsip pertama adalah Tauhid yang berarti kebangkitan untuk Tuhan, dan tidak takut selain kepada Tuhan.

Prinsip kedua dalam pemikiran perlawanan Imam Khomeini, dikhususkan pada sunatullah, Al Quran, dan Islam. Al Quran lebih menekankan anti-penjajahan dari anti-kafir. Anti-penjajahan adalah kewajiban yang diberikan Al Quran kepada setiap Muslim, terutama ulama.

Imam Khomeini sedang berceramah

Prinsip ketiga perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini adalah akal. Orang-orang berakal tidak akan pernah tunduk pada kekuatan-kekuatan sementara di dunia, dan selalu menemukan jalan untuk melawan. Orang-orang berakal akan menemukan titik kelemahan penjajah, dan memukulnya tepat di titik itu.

Prinsip keempat perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini adalah pengalaman sejarah. Kemenangan-kemenangan yang berhasil diraih dalam sejarah adalah berkat perlawanan. Sebagaimana disampaikan Ayatullah Ali Khamenei, ini artinya bahwa:

"Ketika kita melakukan perlawanan, maka kita akan maju, sebaliknya ketika kita menyerah, maka kita akan terpukul, dan mundur."

Prinsip kelima perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini adalah fitrah. Fitrah yang suci, memuji manusia yang anti-penindasan, dan mengagungkan orang yang membela kaum tertindas.

Logika perlawanan yang dimulai dari Iran, membangkitkan nurani seluruh bangsa merdeka dunia dengan menggunakan bahasa fitrah yang salah satu contohnya adalah dukungan mahasiswa dunia terhadap rakyat Gaza, dan kebangkitan bangsa-bangsa non-Muslim.

Syahid Abu Mahdi Al Muhandis, Sayid Hassan Nasrullah, dan Syahid Qassem Soleimani

Perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini, kembali ke sebuah masa ketika beliau menjawab buku berjudul "Rahasia Seribu Tahun" yang ditulis untuk menyerang Islam, dengan menulis buku tandingan berjudul "Mengungkap Rahasia-Rahasia".

Pendiri Republik Islam Iran, dengan menulis buku ini mengajak umat Islam, dunia untuk melakukan perlawanan. Imam Khomeini, di masa sebelum Revolusi Islam Iran, dalam pidato-pidatonya selalu berbicara kepada para ulama dan masyarakat Muslim, untuk bangkit melawan penindasan, dan mengusir para penjajah, dan boneka-bonekanya.

Imam Khomeini, selama Revolusi Islam Iran, Perang Pertahanan Suci (agresi militer Rezim Saddam Hussein Irak, selama delapan tahun ke Iran), dan dalam pesan haji tahunannya, menyampaikan seruan ini secara terbuka dan tegas.

Beliau menaruh harapan pada rakyat dan ulama negara-negara kawasan Asia Barat. Imam Khomeini, menasihati para penguasa afiliasi Barat, untuk bangkit melawan penjajah, penjarah agama, dan kehormatan bangsa.

Imam Khomeini, juga menasihati Shah Iran, untuk keluar dari cengkeraman Amerika Serikat dan Israel, tapi Shah Pahlevi, memilih tergantung pada Inggris dan AS.

Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dan Ayatullah Khamenei

Baik saat belajar Irfan dan filsafat kepada Ayatullah Mohammad Ali Shahabadi, maupun di hari-hari ketika pergi ke Dewan Nasional, dan memuji keberanian Syahid Modarres, atau di awal Abad ke-20, ketika mengajak umat Islam Iran, dan dunia untuk melawan penindasan kekuatan asing serta sekutunya di buku Kasyf Al Asrar (Mengungkap Rahasia-Rahasia), dan di awal kebangkitan tahun 1963, Imam Khomeini secara terbuka menyerang bukan hanya Shah Pahlevi, tapi juga AS dan Israel.

Imam Khomeini, mengambil sikap tegas terhadap AS dan Israel, kala itu. Menjelang kemenangan Revolusi Islam Iran, di saat banyak orang masih sembunyi-sembunyi, dan berbicara sesuatu bercabang, Imam Khomeini, terang-terangan mengambil sikap tegas melawan Shah Pahlevi, AS dan Israel.

Pemikiran perlawanan Imam Khomeini sebelum Revolusi Islam Iran, sudah terbentuk sejak masa remaja, dan sekarang pemikiran ini telah menginspirasi kebangkitan bangsa-bangsa merdeka dunia. Pemikiran perlawanan Imam Khomeini, meski ditentang keras oleh kubu imperialis global, gerakan penjajahan bersejarah, dan pemerintahan-pemerintahan boneka di kawasan Asia Barat, namun tetap membuka jalannya di kawasan dan dunia.

Imam Khomeini adalah putra seorang syahid. Ayah beliau yang merupakan ulama kota Khomein, gugur dalam perjuangan melawan penindasan Shah Iran kala itu. Imam Khomeini mengatakan, saat masih kanak-kanak, ia bersama ayahnya turut serta dalam perlawanan bersenjata terhadap penguasa zalim lokal.

Hari ini pemikiran perlawanan Imam Khomeini telah berubah menjadi sebuah organisasi kuat, dan ancaman serius bagi AS dan Israel. Melampaui perbatasan regional, pemikiran perlawanan Imam Khomeini, telah tumbuh di AS dan Eropa, dan hal ini diungkap dalam surat terbaru Ayatullah Khamenei, untuk para mahasiswa AS pro-Palestina.

Bendera Iran dan Palestina, dikibarkan di depan Gedung Putih

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, Ayatullah Khamenei, menilai gerakan mahasiswa di negara-negara Eropa, dalam mendukung Palestina, sebagai bagian dari perlawanan.

Masa depan perlawanan cerah karena pemikiran ini selain sejalan dengan sunatullah yang menjanjikan bantuan Ilahi, dan kemenangan, juga memiliki logika jelas serta terang benderang. Logika yang sesuai dengan fitrah umat manusia, dan dunia menyadari logika terang ini.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perlawanan, lebih murah daripada biaya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dan biaya kehinaan.

Nurani seluruh umat manusia yang sadar membenci penindasan, dan kejahatan. Dalam pemikiran perlawanan, orang-orang yang melawan penindasan akan mendapat pujian.

Perlawanan di negara-negara Barat, yang berada di bawah hegemoni raksasa media Zionis, sudah mulai muncul, dan menyebabkan bangkitnya nurani melawan penindasan Barat, dan membuat takut para penindas. Puncak pemikiran perlawanan adalah kemunculan Juru Selamat yang telah dijanjikan Tuhan, di dalam kitab-kitab sucinya yaitu Imam Mahdi. (HS)

Sumber: Parstoday Indonesia

 

Selasa, 04 Juni 2024

Mantan Direktur Mossad Israel Mengakui Bahwa Israel Mempersenjatai Teroris

 


Mantan Direktur Mossad Israel mengakui bahwa Israel mempersenjatai Al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya di Timur Tengah.

Ini bukan propaganda, tapi pengakuan jujur.


Imam Khamenei: Mustahil Bangsa Iran Menyerah Pada AS

 

Ayatullah Khamenei bertemu pekerja Iran

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, dalam pertemuan dengan para buruh dan pekerja Iran, menyebut tujuan hakiki sanksi dan tekanan Amerika Serikat, serta Barat, adalah supaya rakyat dan pemerintah Iran, menyerah dan patuh total.

 

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (24/4/2024) mengatakan, bangsa besar dan berakar Iran, serta Republik Islam, tidak akan pernah menyerah, dan tunduk di hadapan arogansi serta penindasan, dan dengan mengubah sanksi menjadi kesempatan bagi kemajuan, dan kejayaan, Iran, akan menyambut masa depan yang gemilang.

 

Pemimpin Revolusi Islam mengatakan:

 

"Mereka menginginkan agar kekayaan, harga diri, dan kebijakan Iran, sebagaimana beberapa negara, berada di tangan AS, tapi negara Islami, martabat Islami, dan bangsa besar serta berakar Iran, mustahil untuk menyerah pada intimidasi mereka."


 

 

Di bagian lain paparannya, Rahbar, mengatakan, berbicara soal permasalahan ekonomi tanpa memperhatikan sanksi yang disebut AS dan Eropa, sebagai sanksi yang luar biasa, adalah tidak mungkin:

 

"Negara-negara Barat, mengutarakan kebohongan-kebohongan soal senjata nuklir, hak asasi manusia, dan dukungan atas terorisme, sebagai tujuan dari penerapan sanksi terhadap Iran."

 

Ayatullah Khamenei, kemudian menyinggung kontradiksi, dan alasan-alasan yang dibuat-buat oleh negara-negara Barat, salah satu contohnya adalah Gaza:

 

"Menurut mereka, rakyat Gaza, yang sedang dibombardir adalah teroris, tapi tidak menganggap pemerintah bengis, fiktif dan tak punya belas kasihan Zionis, yang dalam waktu enam bulan membunuh hampir 40.000 orang termasuk sekian ribu anak-anak, bukan teroris."

 

Imam Khamenei, mengingatkan pidatonya beberapa tahun lalu terkait masalah nuklir, dan meminta AS, menentukan sejauh mana Iran, harus mundur sehingga ia puas:

 

"Mereka sampai kapan pun tidak bersedia menentukan batas ini, karena pada akhirnya ingin menutup total industri nuklir Iran, seperti negara-negara Afrika utara, secara perlahan dengan langkah bertahap. Padahal di berbagai bidang seperti kesehatan, kedokteran, dan bidang lainnya, dibutuhkan hasil-hasil aktivitas nuklir."


 

Menurut Pemimpin Revolusi Islam Iran, sanksi-sanksi telah memukul perekonomian negara, dan menciptakan banyak masalah ekonomi:

 

"Sanksi-sanksi inilah yang telah menciptakan tumbuh dan mekarnya potensi-potensi, serta memunculkan kapasitas-kapasitas dalam negeri Iran."

 

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menilai upaya menjadikan permusuhan musuh-musuh menjadi kesempatan merupakan karakteristik sebuah bangsa yang hidup.

 

Beliau menyebut kemajuan-kemajuan di bidang persenjataan sebagai salah satu contoh dari upaya mengubah sanksi-sanksi menjadi kesempatan:

 

"Kemajuan yang menunjukkan dirinya di suatu tempat, telah membuat musuh tercengang, bagaimana mungkin Iran Islami, mampu memproduksi sejumlah senjata canggih padahal ia disanksi."

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menuturkan:

 

"Insyaallah, senjata-senjata yang lebih besar, lebih baik, dan lebih canggih akan diproduksi, tapi kemajuan tidak hanya terbatas pada senjata, di bidang-bidang lain seperti kesehatan, kedokteran, dan beberapa bidang industri, teknologi, Iran menjadi bagian dari negara unggul dunia. Selain itu, di beberapa bagian masih terbelakang, namun berkat tekad dan kerja keras, kita juga akan mengalami kemajuan."

 

 

Imam Khamenei, menganggap sanksi-sanksi semakin kehilangan dampaknya, dan menuturkan:

 

"Baru-baru ini di salah satu laporan sumber internasional disinggung tentang peningkatan Produk Domestik Bruto, PDB, Iran, ini artinya upaya semakin besar, dan semakin baik dilakukan, tidak berharap pada bantuan asing, sanksi-sanksi tidak berhasil melumpuhkan Iran, dan semangat ini harus diperkuat."

 

Pemimpin Revolusi Islam, dalam pertemuan ini juga menyinggung demonstrasi-demonstrasi mendukung rakyat Palestina, dan berkibarnya bendera Palestina, seta Hizbullah, di jalan-jalan Eropa dan AS, dan menilai tuduhan mendukung terorisme oleh Republik Islam Iran, karena mendukung rakyat tertindas Gaza, telah membuat para penuduhnya terhina:

 

"Saat ini bukan rakyat Iran, saja, tapi seluruh bangsa dunia mendukung Palestina."

 

Imam Khamenei, menyimpulkan:

 

"Bagi bangsa Iran, jelas, dan terang bahwa alasan permusuhan kubu arogan terhadap mereka bukanlah kebohongan-kebohongan yang mereka katakan, tapi fakta bahwa Iran yang merdeka tidak akan pernah mau tunduk pada intimidasi mereka, dan tidak bersedia mengekor kebijakan-kebijakan gagal, terbelakang, kalah, dan melawan nilai-nilai Ilahi, serta fitrah kemanusiaan, mereka. Kebijakan-kebijakan yang diakui sendiri sebagian analis Barat, sedang menumpas kredilitas AS, yang berusia 200 tahun."

 

Rahbar menegaskan bahwa harapan supaya rakyat Iran, yang berpengalaman dan memiliki akar sejarah, mematuhi kebijakan-kebijakan gagal mereka, adalah sia-sia:

 

"Bangsa Iran, berdiri dan kuat, dan memang kita harus menunjukkan perlawanan dalam amal, pekerjaan, penelitian, dan persatuan nasional, dalam hal ini dengan syarat menjauhi kemalasan, dari tengah kesulitan dan masalah-masalah yang dibuat musuh, kita menciptakan kesempatan dan solusi lebih besar untuk kemajuan, sehingga bangsa Iran, berkat bantuan Ilahi, akan mencapai masa depan gemilang."

 

 

Dalam pertemuan ini, Rahbar, berterimakasih secara tulus atas kerja keras, dan tekad masyarakat pekerja Iran, dan menyebut ciuman Nabi Muhammad SAW, atas tangan kasar seorang buruh merupakan penghargaan tertinggi atas kerja dan pekerja:

 

"Islam, sangat menaruh penghormatan substansial pada kerja dan amal, dan berdasarkan ajaran Al Quran, dan hadis, kerja keras seseorang untuk mendapatkan rezeki yang halal layaknya ibadah, termasuk amal saleh."

 

Ayatullah Khamenei, menganggap perhatian publik terhadap "pandangan Islam atas kerja dan pekerja" adalah sebuah urgensi penting, dan membuka peluang kemajuan negara:

 

"Dunia materi bagi pekerja bukan hanya sebatas sarana memperoleh kekayaan, tapi karena Islam, menganggap kerja memiliki nilai instrisik, maka menganggap pekerja memiliki nilai substansial, sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad SAW, bahwa Allah SWT, menyukai orang-orang yang menjalankan pekerjaannya dengan benar, konsisten dan kokoh." (HS)

 

Sumber: Parstoday Indonesia

 

Peringatan Tegas Imam Ali as Tentang Wanita Di Akhir Zaman

 

 

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وآل محمد وعجل فرجهم

السلام عليك يا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم

السلام عليك يا امام علي بن أبي طالب عليه السلام

السلام عليك يا سيدتي فاطمة الزهراء عليها السلام

السلام عليك يا امام حسن المجتبى عليه السلام

السلام عليك يا أبا عبد الله يا إمام الحسين عليهم السلام

السلام عليك يا امام مهدى المنتظر صاحب العصر والزمان عجل الله فرجه الشر يف

اللهم صل على محمد وآل محمد وعجل فرجهم

 

Di antara wasiatnya Amirul Mukminin Ali Bin Thalib as kepada putranya adalah:

"Perhatikanlah dengan sungguh-sungguh perihal hijab kaum wanita. Sebab, memelihara hijab secara baik dan benar lebih menjaga keselamatan dan kesucian kaum wanita."

Imam Ali as berkata:

“Mengenakan pakaian tebal merupakan kewajiban bagi kalian (kaum wanita) karena wanita yang mengenakan pakaian tipis dan menampakkan keindahan tubuh, maka agamanya lemah dan tipis.”

Imam Ali as juga berkata:

“Suami yang mematuhi istrinya, niscaya Allah akan memasukkan ke dalam neraka dengan tubuh terbalik. Seseorang bertanya, kepatuhan seperti apa yang membuat ia disiksa seperti itu? Imam Ali as menjawab, "Yaitu seorang suami yang mengizinkan istrinya mengenakan pakaian tipis (menampakkan aurat) di tempat-tempat umum, dan dia menuruti kemauannya.”

Imam Ali as berkata:

“Rasulullah Saw melarang wanita menghias diri di hadapan suaminya. Jika wanita berbuat demikian (berhias diri di hadapan pria bukan muhrim), maka Allah Swt berhak membakarnya dalam api Neraka.”

Di antara wasiat lain Imam Ali bin Abi Thalib as, beliau berkata:

“Pada akhir masa yang merupakan masa terburuk, kaum wanita menanggalkan hijab dan menampakkan auratnya. Mereka keluar rumah dengan menggunakan perhiasan dan berhias diri. Mereka telah keluar dari batas agama, terjatuh ke dalam fitnah dan bergegas mengejar hawa nafsu. Mereka menghalalkan yang haram. Pada akhirnya, mereka kelak akan terbakar api neraka dan mengalami siksa abadi."■