- Home
- Ahlul Bait
- 14 Manusia yang Disucikan
- Rasulullah Muhammad Saw
- Imam Ali bin Abi Thalib
- Fatimah az-Zahra binti Rasulullah
- Imam Hasan bin Ali al-Mujtaba
- Imam Husain bin Ali as-Syahid
- Imam Ali bin Husain as-Sajjad
- Imam Muhammad bin Ali al-Baqir
- Imam Jafar bin Muhammad asShadiq
- Imam Musa bin Ja'far al-Kadzim
- Imam Ali bin Musa ar-Ridha
- Imam Muhammad bin Ali al-Jawad
- Imam Ali bin Muhammad an-Naqi
- Imam Hasan bin Ali al-Askary
- Imam Muhammad bin Hasan al-Mahdi
- 12 Imam Suci Ahlul Bait
- Imam Ali bin Abi Thalib
- Imam Hasan bin Ali al-Mujtaba
- Imam Husain bin Ali as-Syahid
- Imam Ali bin Husain as-Sajjad
- Imam Muhammad bin Ali al-Baqir
- Imam Jafar bin Muhammad asShadiq
- Imam Musa bin Ja'far al-Kadzim
- Imam Ali bin Musa ar-Ridha
- Imam Muhammad bin Ali al-Jawad
- Imam Ali bin Muhammad an-Naqi
- Imam Hasan bin Ali al-Askary
- Imam Muhammad bin Hasan al-Mahdi
- Imamah dan Ahlul Bait
- Perayaan Ahlul Bait
- Sahabat Ahlul Bait
- Sejarah Syiah
- Syiah Menurut Syiah
- Tokoh-Tokoh Syiah
- Wilayatuh Faqih
- 14 Manusia yang Disucikan
- Imam Mahdi
- Asbabun Nuzul
- Ayat Khusus Untuk Ali
- Al-Ahzab: 23 Menunggu Janji Allah
- Al-Waqi’ah: 10-11 Terdahulu Beriman
- Al-Hadid: 19 Shiddiqqin
- Al-Baqarah: 207 Korban Yang Pertama
- Al-Baqarah: 274 Berinfak Sembunyi2
- Az-Zumar: 33 Yang Membenarkan
- Al-Anfal: 75 Hubungan Kerabat
- Al-Ahzab: 25 Penyelamat Peperangan
- Maryam: 96 Beriman dan Amal Shalih
- Hud: 17 Saksi Dari Allah Swt
- At-Tahrim: 4 Mukmin Yang Shalih
- At-Taubah: 1 Putus Hubungan Musyrikin
- Al-Mujadalah: 12 Berbicara Khusus
- Al-Haqqah: 11-12 Telinga Yg Mendengar
- At-Taubah: 19 Keimanan
- Ali dan Syiahnya
- Ali, Fatimah, Hasan, Husain
- Ali dan Lainnya
- Tentang Ahlul Bait
- Al-Ahzab: 33 Pensucian Ahlul Bait
- Asy-Syura: 23 Mencintai Ahlul Bait
- Ali Imran: 103 Pegang Teguh Ahlul Bait
- An-Nahl: 43 Merujuk Kpd Ahlul Bait
- At-Takatsur: 8 Kepemimpinan Ahlul Bait
- An-Nisa: 54 Manusia yang Dihasudi
- An-Nur: 36-37 Rumah yang Dimuliakan
- An-Nur: 35 Cahaya Allah
- Ash-Shaffat: 130 Keluarga Yasin
- Fathir: 32 Pewaris Al-Kitab
- Asy-Syura: 23 Orang Yang Berbuat Kebaikan
- Peristiwa Ghadirkum
- Jalan Lurus dan Kebenaran
- Ulil Amri, Imamah dan Wilayah
- An-Nisa: 59 Menaati Ulil Amri
- Az-Zukhruf: 45 Kepemimpinan Rasul-Ali
- Al-Baqarah: 124 Ayat Imamah
- Asy-Syu’ara': 214 Ayat Indzar
- Al-Ma`idah: 55-56 Ayat Wilayah
- Al-Ahzab: 6 Ayat Wilayah
- Ash-Shaffat: 24 Ditanyai Tntng Wilayah
- Al-Ma`arij: 1-3 Meragukan Wilayah Ali
- Thaha: 25 Memohon Seorang Wazir
- Al-Ahzab: 72 Penyerahan Amanat
- Al-A`raf: 172 Kesaksian Anak Cucu Adam
- Thaha: 82 Ayat Pengampunan
- Shalawat Untuk Nabi dan Keluarganya
- Keturunan Rasulullah Saw
- Thuba (Tempat Kembali yang Baik)
- Kaum Munafikin Benci Ali
- Ayat Khusus Untuk Ali
- Wudhu
- Hadist
- Islam
- Nasional
- Iran
- Internasional
- Ragam
- Kontak
Minggu, 30 Juni 2024
Imam Khamenei: Gerakan Pembela Haram, Menyelamatkan Iran dan Kawasan/Membela Haram, Membela Nilai-nilai Kemanusiaan
Sabtu, 22 Juni 2024
Imam Khamenei: Tugas yang Paling Penting adalah Menegakkan Keadilan Dengan Berani dan Tanpa Basa-basi
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Imam Khamenei Sabtu (22/6/2024) saat bertemu dengan staf dan anggota Mahkamah Agung Iran seraya menyebut tugas utama lembaga hukum adalah "menyelesaikan masalah dan perselisihan masyarakat berdasarkan keadilan” dan “Mencegah melewati garis merah hukum", mengatakan, tugas utama lembaga peradilan adalah menegakkan keadilan dengan berani dan tanpa basa-basi.
Rahbar di awal pertemuan seraya memberikan penghormatan kepada syuhada lembaga peradilan termasuk Syahid Behehsti dan juga Syahid Raisi yang memiliki catatan gemilang di Mahkamah Agung, mengucapkan terima kasih atas kerja keras ketua, pejabat, jaksa dan staf lembaga ini.
Menurut laporan Pars Today, Imam Khamenei seraya menekankan bahwa dalam al-Quran dan berbagai sumber Islam, tidak ada penekanan lebih banyak seperti masalah keadilan, menyebut keberanian sebagai keharusan dari penegakkan keadilan, mengatakan:
Menurut Imam Sajjad as, lembaga peradilan harus bertindak sedemikian rupa sehingga musuh pun akan merasa aman dari kezaliman, dan teman dekat juga akan putus asa dari bantuan yang tidak adil; Jika hal ini terlaksana, maka masalah sangat penting "keamanan psikologis dan mental" akan terjamin.
Beliau menyebut berkurangnya waktu penanganan perkara, kekuatan dan konsistensi putusan pengadilan negeri, yang berujung pada berkurangnya pelanggaran suara dalam proses banding, dan berkurangnya laporan dan pengaduan ke lembaga pemeriksa, sebagai indikator penting yang harus ditingkatkan melalui implementasi dokumen sistem peradilan.
Imam Khamanei seraya mengungkapkan keprihatinannya atas lambatnya pemrosesan kasus-kasus yang melibatkan tahanan dan akibatnya lamanya penahanan sementara terhadap orang-orang, mengatakan:
Nasib orang-orang tersebut harus ditentukan sejak dini agar tidak ada seorang pun yang dipenjara karena lamanya proses perkara.
Rahbar seraya mengisyaratkan sulitnya menyelesaikan masalah tahanan yang memiliki hutang, mengatakan:
Sejumlah orang bahkan jika mendekam di penjara seumur hidup, tidak memiliki kemampuan membayar hutangnya, dan masalah ini harus diselesaikan.
Penekanan pada referensi hakim terhadap undang-undang dalam negeri dan bukan pada sumber-sumber hak asasi manusia Barat, kelanjutan dari kunjungan lapangan oleh kepala peradilan dan tindak lanjut dari implementasi keputusan-keputusan menjanjikan yang dibuat selama kunjungan ini adalah poin-poin lain dari pidato pemimpin besar Revolusi Islam Iran.
Menyimpulkan bagian pidatonya ini, Rahbar mengatakan:
Bekerjalah sedemikian rupa sehingga opini publik melihat Mahkamah Agung sebagai rumah keadilan dan pusat penegakkan hak serta keadilan tanpa basa-basi.
Rahbar di akhir pidatonya memberikan rekomendasi penting kepada para kandidat pemilu presiden. Imam Khamenei menyebut program pemilu televisi baik dan membuat masyarakat mengenal pandangan beragam, serta kepada para kandidat pemilu, beliau mengatakan:
Seluruh kandidat, mencintai Iran dan Republik Islam; Karena mereka menginginkan menjadi presiden bagi pemerintah dan untuk melayani rakyat. Oleh karena itu, jangan berbicara yang menyenangkan musuh.
Sumber: Parstoday Indonesia
Jumat, 21 Juni 2024
Francis Fukuyama: “Musuh Kita Hanyalah Syiah yang “Berwilayah”
Jika kita menilai mengapa Amerika, Zionis
dan negara-negara Arab seperti Arab Saudi begitu gencar menjatuhkan Syiah
khususnya Syiah Iran, itu karena Islam Muhammadi original termanifestasi dalam
Syiah Wilayah Khomeiniyah. Tentunya negara-negara mayoritas Syiah yang
berkiblat kepada Amerika dan Zionis tidak akan pernah diusik dan diganggu
seperti Azarbeijan misalnya.
Rahasia ini terungkap ketika terjadi sebuah rapat khusus yang dilakukan di Ursyalim dekat bukit Muria, mencoba mendiagnosa kegagalan-kegagalan politik mereka dikancah International oleh Yoshihiro Francis Fukuyama.
Beliau adalah ilmuwan politik, ekonom politik, dan penulis Amerika Serikat. Ia juga adalah anggota dewan International Forum for Democratic Studies yang didirikan oleh National Endowment for Democracy dan anggota departemen ilmu politik RAND Corporation.
Dalam rapatnya bersama petinggi-petinggi Amerika dan Zionis ia berkesimpulan:
“Peperangan software yang kita jalankan untuk menguasai perpolitikan dunia pada akhirnya akan dimenangkan oleh orang-orang Syiah.”
Akhirnya Zionis dan Amerika membuat sebuah Konferensi di Ursyalim yang terkenal dengan Konferensi Ursyalim.
Dengan data-data yang Ia punya, Fukuyama mulai memaparkan tema berjudul “Mengenal dan Mengetahui Esensi Syiah”. Dalam pembukaan rapatnya Fukuyama berkata, “Syiah adalah sebuah burung yang mana kepakan sayapnya begitu tinggi hingga senjata kita secanggih apapun tidak bisa menggapainya. Burung itu memiliki dua sayap. Sayap pertama berwarna Merah dan yang satunya berwarna Hijau.”
Kemudian Ia menjelaskan maksud sayap-sayap tersebut. Adapun Sayap Hijau adalah Mahdawiyah (Mahdiisme) dan harapan bumi ini akan dipenuhi keadilan diakhir zaman. Mahdiisme, Law and Justice yang dibawa sayap ini menjadikan orang-orang Syiah tidak akan pernah putus asa dalam bergerak, karena pada akhirnya kemenangan akan jatuh kepada mereka melewati Mahdi yang mereka tunggu.
Mengalahkan mereka tidak lain kita harus mengikis dan memotong keyakinan mereka terhadap Mahdiisme dengan kita buat Mahdi tandingan dalam tubuh mereka atau melencengkan keyakinan itu dengan keyakinan tandingan yang seolah itu dikatakan oleh Imam dan ulama mereka.
Sayap kedua yang berwarna merah adalah kerinduan mereka terhadap kesyahidan, yang mana akar pemikiran ini bersumber dari Karbalaisme dan Husainisme. Kebangkitan melawan kedzaliman, pantang hina, hidup mulia atau mati syahid, rela berkorban dan sifat-sifat heroik lainnya.
Husainisme dan Karbalaisme tidak bisa dikalahkan oleh politik, kebudayaan, ekonomi, sosial dan pernak-pernik gemerlap keduniaan. Selama kecintaan kepada Husain ibn Ali as dan kerinduan akan kesyahidan terpatri di dalam sanubari mereka, maka selama itu kita akan gagal dan tidak akan pernah berhasil.
Inilah makna “Muhammadiyatul Hudust wa Huseiniyatul Baqa” Islam Muhammadi akan selalu tegak dan abadi ketika Husainisme selalu diperingati dan hadir ditengah-tengah mereka. Ini ditegaskan oleh perkataan Nabi mereka yang mengatakan, “Ana min Husain” yaitu Risalah Muhammadi dan pengeksekusiannya dari Husainisme, Karbalaisme dan Mahdiisme sebagai keturunan Husain ibn Ali as.
Terakhir adalah burung ini selain memiliki dua sayap, Ia memiliki jubah atau Dzirah (baju besi) yang melindunginya, mereka sebut dengan Wilayah Faqih. Seseorang yang memimpin dan mengomandoi mereka sebagai perpanjangan tangan Al-Mahdi sang Messiah terakhir kaum Syiah.
Kita sudah coba perang dengan mereka secara terbuka ketika kita menunggangi Irak selama 8 tahun, namun karena Wali Faqih, kita terpukul mundur dan tidak bisa menghancurkan revolusi seumur biji jagung tersebut. Padahal dari sisi militer, ekonomi dan politik seharusnya bisa dengan mudah dihancurkan. Begitu juga Hizbullah selain memiliki dua sayap itu, mereka tunduk patuh kepada Wali Faqih, penyebab kekalahan-kekalahan kita di negeri kawasan.
Hal pertama yang kita harus lakukan adalah menggeser dan menjauhkan Mahdiisme dari pemikiran generasi mereka.
Hal kedua menjauhkan revolusi Husainisme dan Karbalaisme dari benak mereka dengan merubah image dan pesan Husaini sehingga mereka sedikit demi sedikit hanya mempringati kesyahidannya saja dan melupakan pesan intinya (menegakan keadilan dan memerangi segala bentuk kedzaliman).
Kita buat Image masyarakat benci terhadap Karbala dan Husainisme dengan memanfaatkan sekelompok fanatis dari mereka, lalu kita ekspos atau kita buat sekelompok yang brutal dan berdarah-darah memukuli kepala mereka, anak-anak dan istri-istri mereka dengan benda tajam. Sehingga masyarakat jijik dan menjauh dari pesan asli Husainisme dan Karbalaisme.
Hal ketiga masalah Wali Faqih, kita buat sekelompok dari kalangan mereka atau kita hasut mereka untuk membenci Wali Faqih. Kita biayai mereka agar jauh dari ketaatan kepada Wali Faqih. Masalah ini membutuhkan waktu dan diskusi yang panjang, karena kita harus menyusup ke hauzah-hauzah mereka, bertitle Ijtihad atau marja sehingga ketika diadukan dengan Wali Faqih memiliki bobot.
Sistem hauzah harus digeser sedikit demi sedikit, sehingga mereka kelak hanya fokus kepada ritual-ritual kesyahidan dan kelahiran Imam mereka. Sibukan mereka dengan kajian ilmiah yang berhubungan dengan perbedaan antara Sunni-Syiah. Kita tajamkan dimasalah ini, kalau perlu kita buat dari kalangan Syiah yang menajamkan perseteruan Sunni-Syiah dengan mencaci-maki dan menghina akidah dan orang-orang yang dikultuskan Ahlu Sunnah.
Untuk masalah agenda 50 tahun kedepan dan 100 tahun kedepan, kita akan atur ulang dengan seksama sehingga tidak terjadi blunder dimasa yang akan datang.
Oleh: Yoshihiro Francis Fukuyama
Sumber: http://relawankebaikan.blogspot.com
Jumat, 07 Juni 2024
Pemikiran Perlawanan Imam Khomeini Dari Iran Hingga Dunia
Salah seorang pengajar di universitas
Iran, menyebut benih perlawanan yang ditanam Imam Khomeini, di masanya, kini
telah tumbuh menjadi sebuah pohon besar berakar kuat. Hujatulislam
Mohammad Javad Faqih, pengajar Hauzah Ilmiah dan universitas Iran, terkait
perlawanan dalam pemikiran Imam Khomeini mengatakan, pemikiran perlawanan Imam
Khomeini, sebelum Revolusi Islam, sudah terbentuk sejak masa remaja beliau, dan
sekarang pemikiran ini telah menginspirasi kebangkitan bangsa-bangsa merdeka
dunia.
Di bawah ini sebagian paparan Imam Khomeini, dalam wawancara dengan kantor berita Mehr News:
Perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini, bertumpu pada sejumlah prinsip dasar. Prinsip pertama adalah Tauhid yang berarti kebangkitan untuk Tuhan, dan tidak takut selain kepada Tuhan.
Prinsip kedua dalam pemikiran perlawanan Imam Khomeini, dikhususkan pada sunatullah, Al Quran, dan Islam. Al Quran lebih menekankan anti-penjajahan dari anti-kafir. Anti-penjajahan adalah kewajiban yang diberikan Al Quran kepada setiap Muslim, terutama ulama.
Prinsip ketiga perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini adalah akal. Orang-orang berakal tidak akan pernah tunduk pada kekuatan-kekuatan sementara di dunia, dan selalu menemukan jalan untuk melawan. Orang-orang berakal akan menemukan titik kelemahan penjajah, dan memukulnya tepat di titik itu.
Prinsip keempat perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini adalah pengalaman sejarah. Kemenangan-kemenangan yang berhasil diraih dalam sejarah adalah berkat perlawanan. Sebagaimana disampaikan Ayatullah Ali Khamenei, ini artinya bahwa:
"Ketika kita melakukan perlawanan, maka kita akan maju, sebaliknya ketika kita menyerah, maka kita akan terpukul, dan mundur."
Prinsip kelima perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini adalah fitrah. Fitrah yang suci, memuji manusia yang anti-penindasan, dan mengagungkan orang yang membela kaum tertindas.
Logika perlawanan yang dimulai dari Iran, membangkitkan nurani seluruh bangsa merdeka dunia dengan menggunakan bahasa fitrah yang salah satu contohnya adalah dukungan mahasiswa dunia terhadap rakyat Gaza, dan kebangkitan bangsa-bangsa non-Muslim.
Perlawanan dalam pemikiran politik Imam Khomeini, kembali ke sebuah masa ketika beliau menjawab buku berjudul "Rahasia Seribu Tahun" yang ditulis untuk menyerang Islam, dengan menulis buku tandingan berjudul "Mengungkap Rahasia-Rahasia".
Pendiri Republik Islam Iran, dengan menulis buku ini mengajak umat Islam, dunia untuk melakukan perlawanan. Imam Khomeini, di masa sebelum Revolusi Islam Iran, dalam pidato-pidatonya selalu berbicara kepada para ulama dan masyarakat Muslim, untuk bangkit melawan penindasan, dan mengusir para penjajah, dan boneka-bonekanya.
Imam Khomeini, selama Revolusi Islam Iran, Perang Pertahanan Suci (agresi militer Rezim Saddam Hussein Irak, selama delapan tahun ke Iran), dan dalam pesan haji tahunannya, menyampaikan seruan ini secara terbuka dan tegas.
Beliau menaruh harapan pada rakyat dan ulama negara-negara kawasan Asia Barat. Imam Khomeini, menasihati para penguasa afiliasi Barat, untuk bangkit melawan penjajah, penjarah agama, dan kehormatan bangsa.
Imam Khomeini, juga menasihati Shah Iran, untuk keluar dari cengkeraman Amerika Serikat dan Israel, tapi Shah Pahlevi, memilih tergantung pada Inggris dan AS.
Baik saat belajar Irfan dan filsafat kepada Ayatullah Mohammad Ali Shahabadi, maupun di hari-hari ketika pergi ke Dewan Nasional, dan memuji keberanian Syahid Modarres, atau di awal Abad ke-20, ketika mengajak umat Islam Iran, dan dunia untuk melawan penindasan kekuatan asing serta sekutunya di buku Kasyf Al Asrar (Mengungkap Rahasia-Rahasia), dan di awal kebangkitan tahun 1963, Imam Khomeini secara terbuka menyerang bukan hanya Shah Pahlevi, tapi juga AS dan Israel.
Imam Khomeini, mengambil sikap tegas terhadap AS dan Israel, kala itu. Menjelang kemenangan Revolusi Islam Iran, di saat banyak orang masih sembunyi-sembunyi, dan berbicara sesuatu bercabang, Imam Khomeini, terang-terangan mengambil sikap tegas melawan Shah Pahlevi, AS dan Israel.
Pemikiran perlawanan Imam Khomeini sebelum Revolusi Islam Iran, sudah terbentuk sejak masa remaja, dan sekarang pemikiran ini telah menginspirasi kebangkitan bangsa-bangsa merdeka dunia. Pemikiran perlawanan Imam Khomeini, meski ditentang keras oleh kubu imperialis global, gerakan penjajahan bersejarah, dan pemerintahan-pemerintahan boneka di kawasan Asia Barat, namun tetap membuka jalannya di kawasan dan dunia.
Imam Khomeini adalah putra seorang syahid. Ayah beliau yang merupakan ulama kota Khomein, gugur dalam perjuangan melawan penindasan Shah Iran kala itu. Imam Khomeini mengatakan, saat masih kanak-kanak, ia bersama ayahnya turut serta dalam perlawanan bersenjata terhadap penguasa zalim lokal.
Hari ini pemikiran perlawanan Imam Khomeini telah berubah menjadi sebuah organisasi kuat, dan ancaman serius bagi AS dan Israel. Melampaui perbatasan regional, pemikiran perlawanan Imam Khomeini, telah tumbuh di AS dan Eropa, dan hal ini diungkap dalam surat terbaru Ayatullah Khamenei, untuk para mahasiswa AS pro-Palestina.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, Ayatullah Khamenei, menilai gerakan mahasiswa di negara-negara Eropa, dalam mendukung Palestina, sebagai bagian dari perlawanan.
Masa depan perlawanan cerah karena pemikiran ini selain sejalan dengan sunatullah yang menjanjikan bantuan Ilahi, dan kemenangan, juga memiliki logika jelas serta terang benderang. Logika yang sesuai dengan fitrah umat manusia, dan dunia menyadari logika terang ini.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perlawanan, lebih murah daripada biaya untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, dan biaya kehinaan.
Nurani seluruh umat manusia yang sadar membenci penindasan, dan kejahatan. Dalam pemikiran perlawanan, orang-orang yang melawan penindasan akan mendapat pujian.
Perlawanan di negara-negara Barat, yang berada di bawah hegemoni raksasa media Zionis, sudah mulai muncul, dan menyebabkan bangkitnya nurani melawan penindasan Barat, dan membuat takut para penindas. Puncak pemikiran perlawanan adalah kemunculan Juru Selamat yang telah dijanjikan Tuhan, di dalam kitab-kitab sucinya yaitu Imam Mahdi. (HS)
Sumber: Parstoday Indonesia
Selasa, 04 Juni 2024
Mantan Direktur Mossad Israel Mengakui Bahwa Israel Mempersenjatai Teroris
Mantan Direktur Mossad Israel mengakui bahwa Israel mempersenjatai Al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya di Timur Tengah.
Ini bukan propaganda, tapi pengakuan jujur.
Imam Khamenei: Mustahil Bangsa Iran Menyerah Pada AS
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, dalam pertemuan
dengan para buruh dan pekerja Iran, menyebut tujuan hakiki sanksi dan tekanan
Amerika Serikat, serta Barat, adalah supaya rakyat dan pemerintah Iran,
menyerah dan patuh total.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (24/4/2024) mengatakan,
bangsa besar dan berakar Iran, serta Republik Islam, tidak akan pernah
menyerah, dan tunduk di hadapan arogansi serta penindasan, dan dengan mengubah
sanksi menjadi kesempatan bagi kemajuan, dan kejayaan, Iran, akan menyambut
masa depan yang gemilang.
Pemimpin Revolusi Islam mengatakan:
"Mereka menginginkan agar kekayaan, harga
diri, dan kebijakan Iran, sebagaimana beberapa negara, berada di tangan AS,
tapi negara Islami, martabat Islami, dan bangsa besar serta berakar Iran,
mustahil untuk menyerah pada intimidasi mereka."
Di bagian lain paparannya, Rahbar, mengatakan, berbicara soal
permasalahan ekonomi tanpa memperhatikan sanksi yang disebut AS dan Eropa,
sebagai sanksi yang luar biasa, adalah tidak mungkin:
"Negara-negara Barat, mengutarakan
kebohongan-kebohongan soal senjata nuklir, hak asasi manusia, dan dukungan atas
terorisme, sebagai tujuan dari penerapan sanksi terhadap Iran."
Ayatullah Khamenei, kemudian menyinggung kontradiksi, dan
alasan-alasan yang dibuat-buat oleh negara-negara Barat, salah satu contohnya
adalah Gaza:
"Menurut mereka, rakyat Gaza, yang sedang
dibombardir adalah teroris, tapi tidak menganggap pemerintah bengis, fiktif dan
tak punya belas kasihan Zionis, yang dalam waktu enam bulan membunuh hampir
40.000 orang termasuk sekian ribu anak-anak, bukan teroris."
Imam Khamenei, mengingatkan pidatonya beberapa tahun lalu
terkait masalah nuklir, dan meminta AS, menentukan sejauh mana Iran, harus
mundur sehingga ia puas:
"Mereka sampai kapan pun tidak bersedia
menentukan batas ini, karena pada akhirnya ingin menutup total industri nuklir
Iran, seperti negara-negara Afrika utara, secara perlahan dengan langkah
bertahap. Padahal di berbagai bidang seperti kesehatan, kedokteran, dan bidang
lainnya, dibutuhkan hasil-hasil aktivitas nuklir."
Menurut Pemimpin Revolusi Islam Iran, sanksi-sanksi telah
memukul perekonomian negara, dan menciptakan banyak masalah ekonomi:
"Sanksi-sanksi inilah yang telah
menciptakan tumbuh dan mekarnya potensi-potensi, serta memunculkan
kapasitas-kapasitas dalam negeri Iran."
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, menilai upaya menjadikan
permusuhan musuh-musuh menjadi kesempatan merupakan karakteristik sebuah bangsa
yang hidup.
Beliau menyebut kemajuan-kemajuan di bidang persenjataan sebagai
salah satu contoh dari upaya mengubah sanksi-sanksi menjadi kesempatan:
"Kemajuan yang menunjukkan dirinya di
suatu tempat, telah membuat musuh tercengang, bagaimana mungkin Iran Islami,
mampu memproduksi sejumlah senjata canggih padahal ia disanksi."
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menuturkan:
"Insyaallah, senjata-senjata yang lebih
besar, lebih baik, dan lebih canggih akan diproduksi, tapi kemajuan tidak hanya
terbatas pada senjata, di bidang-bidang lain seperti kesehatan, kedokteran, dan
beberapa bidang industri, teknologi, Iran menjadi bagian dari negara unggul
dunia. Selain itu, di beberapa bagian masih terbelakang, namun berkat tekad dan
kerja keras, kita juga akan mengalami kemajuan."
Imam Khamenei, menganggap sanksi-sanksi semakin kehilangan
dampaknya, dan menuturkan:
"Baru-baru ini di salah satu laporan
sumber internasional disinggung tentang peningkatan Produk Domestik Bruto, PDB,
Iran, ini artinya upaya semakin besar, dan semakin baik dilakukan, tidak
berharap pada bantuan asing, sanksi-sanksi tidak berhasil melumpuhkan Iran, dan
semangat ini harus diperkuat."
Pemimpin Revolusi Islam, dalam pertemuan ini juga menyinggung
demonstrasi-demonstrasi mendukung rakyat Palestina, dan berkibarnya bendera
Palestina, seta Hizbullah, di jalan-jalan Eropa dan AS, dan menilai tuduhan
mendukung terorisme oleh Republik Islam Iran, karena mendukung rakyat tertindas
Gaza, telah membuat para penuduhnya terhina:
"Saat ini bukan rakyat Iran, saja, tapi
seluruh bangsa dunia mendukung Palestina."
Imam Khamenei, menyimpulkan:
"Bagi bangsa Iran, jelas, dan terang
bahwa alasan permusuhan kubu arogan terhadap mereka bukanlah
kebohongan-kebohongan yang mereka katakan, tapi fakta bahwa Iran yang merdeka
tidak akan pernah mau tunduk pada intimidasi mereka, dan tidak bersedia
mengekor kebijakan-kebijakan gagal, terbelakang, kalah, dan melawan nilai-nilai
Ilahi, serta fitrah kemanusiaan, mereka. Kebijakan-kebijakan yang diakui
sendiri sebagian analis Barat, sedang menumpas kredilitas AS, yang berusia 200
tahun."
Rahbar menegaskan bahwa harapan supaya rakyat Iran, yang
berpengalaman dan memiliki akar sejarah, mematuhi kebijakan-kebijakan
gagal mereka, adalah sia-sia:
"Bangsa Iran, berdiri dan kuat, dan
memang kita harus menunjukkan perlawanan dalam amal, pekerjaan, penelitian, dan
persatuan nasional, dalam hal ini dengan syarat menjauhi kemalasan, dari tengah
kesulitan dan masalah-masalah yang dibuat musuh, kita menciptakan kesempatan
dan solusi lebih besar untuk kemajuan, sehingga bangsa Iran, berkat
bantuan Ilahi, akan mencapai masa depan gemilang."
Dalam pertemuan ini, Rahbar, berterimakasih secara tulus atas
kerja keras, dan tekad masyarakat pekerja Iran, dan menyebut ciuman Nabi
Muhammad SAW, atas tangan kasar seorang buruh merupakan penghargaan tertinggi
atas kerja dan pekerja:
"Islam, sangat menaruh penghormatan
substansial pada kerja dan amal, dan berdasarkan ajaran Al Quran, dan hadis,
kerja keras seseorang untuk mendapatkan rezeki yang halal layaknya ibadah,
termasuk amal saleh."
Ayatullah Khamenei, menganggap perhatian publik terhadap
"pandangan Islam atas kerja dan pekerja" adalah sebuah urgensi
penting, dan membuka peluang kemajuan negara:
"Dunia materi bagi pekerja bukan hanya
sebatas sarana memperoleh kekayaan, tapi karena Islam, menganggap kerja
memiliki nilai instrisik, maka menganggap pekerja memiliki nilai substansial,
sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad SAW, bahwa Allah SWT, menyukai orang-orang
yang menjalankan pekerjaannya dengan benar, konsisten dan kokoh." (HS)
Sumber:
Parstoday Indonesia
Peringatan Tegas Imam Ali as Tentang Wanita Di Akhir Zaman
بسم
الله الرحمن الرحيم
اللهم
صل على محمد وآل محمد وعجل فرجهم
السلام
عليك يا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم
السلام
عليك يا امام علي بن أبي طالب عليه السلام
السلام
عليك يا سيدتي فاطمة الزهراء عليها السلام
السلام
عليك يا امام حسن المجتبى عليه السلام
السلام
عليك يا أبا عبد الله يا إمام الحسين عليهم السلام
السلام
عليك يا امام مهدى المنتظر صاحب العصر والزمان عجل الله فرجه الشر يف
اللهم
صل على محمد وآل محمد وعجل فرجهم
Di antara wasiatnya
Amirul Mukminin Ali Bin Thalib as kepada putranya adalah:
"Perhatikanlah dengan sungguh-sungguh perihal hijab kaum wanita. Sebab, memelihara hijab secara baik dan benar lebih menjaga keselamatan dan kesucian kaum wanita."
Imam Ali as berkata:
“Mengenakan pakaian tebal merupakan kewajiban bagi kalian (kaum wanita) karena wanita yang mengenakan pakaian tipis dan menampakkan keindahan tubuh, maka agamanya lemah dan tipis.”
Imam Ali as juga berkata:
“Suami yang mematuhi istrinya, niscaya Allah akan memasukkan ke dalam neraka dengan tubuh terbalik. Seseorang bertanya, kepatuhan seperti apa yang membuat ia disiksa seperti itu? Imam Ali as menjawab, "Yaitu seorang suami yang mengizinkan istrinya mengenakan pakaian tipis (menampakkan aurat) di tempat-tempat umum, dan dia menuruti kemauannya.”
Imam Ali as berkata:
“Rasulullah Saw melarang wanita menghias diri di hadapan suaminya. Jika wanita berbuat demikian (berhias diri di hadapan pria bukan muhrim), maka Allah Swt berhak membakarnya dalam api Neraka.”
Di antara wasiat lain Imam Ali bin Abi Thalib as, beliau berkata:
“Pada akhir masa yang merupakan masa terburuk, kaum wanita menanggalkan hijab dan menampakkan auratnya. Mereka keluar rumah dengan menggunakan perhiasan dan berhias diri. Mereka telah keluar dari batas agama, terjatuh ke dalam fitnah dan bergegas mengejar hawa nafsu. Mereka menghalalkan yang haram. Pada akhirnya, mereka kelak akan terbakar api neraka dan mengalami siksa abadi."■