Pemimpin Republik Islam Iran, Sayyid Ali Khamenei dari kota Khurasan sudah disebut dalam kitab Ahlus Sunnah 1400 tahun lalu sebagai komandan tempur dan panglima pasukan Imam Mahdi.
Oleh: Mustafa Al-Habsyi
Dalam riwayat yang shahih dalam literatur Ahlus Sunnah disebutkan bahwa panglima besar pasukan Imam Mahdi ada dua, yaitu Sayyid al-Yamani dan Sayyid al-Khurasani yang ciri utama fisiknya beliau bertangan cacat.
Informasi mengenai Sayyid al-Khurasani yang memiliki cacat fisik, terutama pada tangannya, dapat ditemukan dalam berbagai sumber sejarah Islam. Salah satunya kitab Ahlus Sunnah yang menyebutkan hal ini adalah Tarikh al-Tabari (Sejarah al-Tabari) karya Muhammad ibn Jarir al-Tabari, seorang sejarawan dan penulis terkenal dari abad ke-9. Kitab ini sering menjadi rujukan utama untuk informasi sejarah mengenai tokoh-tokoh Islam pada masa awal.
Selain itu, Imam kelima dari 12 Imam Syiah, cucu Rasulullah Saw, yaitu Imam Muhammad al-Bagir bin Imam Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib berkata tentang Sayyid al-Khurasani:
"Sayyid al-Khurasani itu memiliki tanda cacat di tangannya." (Biharul Anwar).
Beliau adalah Sayyid Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran dan pemimpin satu dunia Islam Syiah 12 Imam atau Islam Jakfari.
Setiap tahun agenda beliau biasanya mengunjungi keluarga dan anak-anak syuhada, dimana ketika berkunjung beliau melakukan kunjungan mendadak agar tidak membebani keluarga syuhada Iran dengan menyediakan makanan mahal kalau kunjungannya diberi tahu terlebih dahulu.
Oleh karena itu, beliau terkejut melihat ada satu meja besar penuh terisi makanan mewah sudah dihidangkan utk menyambut beliau.
Beliau langsung menegur komandan Intel acara itu dan berkata, "Apakah ada yang membocorkan kunjungan kita sekarang ini?"
Komandan Intel menjawab dengan yakin:
"Percayalah wahai Rahbar, bahwa saya telah bekerja dengan sebaik-baiknya dan kunjungan anda ini tidak ada satupun orang yang mengetahuinya".
Rahbar, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran ini berjalan menuju meja hidangan mewah dan bertanya kepada seorang remaja syuhada yang menjaga meja hidangan tersebut:
"Apakah anda tahu kalau saya mau berkunjung ke sini?"
Sang Pemuda menjawab: "Ya saya tahu!
Sayyid Ali Khamenei bertanya lagi: "Dari siapa?"
Sang Pemuda menjawab: "Dari almarhum Imam Khomeini yang datang mengabarkan kedatangan anda kepada saya dalam mimpi".
Sayyid Ali Khamenei: "Apa ada pesan khusus Imam Khomeini kepada saya?"
Pemuda menjawab dan berkata: "Ada! Imam Khomeini berpesan agar anda hentikan do'a anda yang sudah rutin anda dawamkan agar Allah berikan mati syahid".
Rahbar berkata: "Bukankah itu permintaan do'a yang baik?"
Pemuda: "Benar! Tetapi Imam Khomeini memberitahukan anda akan berumur panjang dan beliau berkata bahwa Republik Islam dan Umat Islam masih sangat membutuhkan kepemimpinan anda dan anda akan memperoleh kemenangan terus ke depan".
Sayyid Ali Khamenei mengucapakan terima kasih atas informasi ghaib itu dan tidak lama berselang beliau pun kembali pergi meninggalkan tempat itu.
Dalam tradisi keyakinan Syiah menanti Imam Mahdi adalah amalan yang sangat utama dan memiliki keagungan di sisi Allah Swt sebagaimana ayat kemunculan Imam kelak. Beliau shalat menjadi Imam shalat berjamaah Nabi Isa di masjid kota suci mikraj Nabi Saw ke langit ketujuh Sidratul Muntaha utk menerima hadiah perintah shalat.
Menanti kedatangan sang kekasih dengan berhias atau berjuang di jalan Allah dan bekerja mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Imam Mahdi dan menggelar karpet merah menyambut kedatangan Imam Mahdi.
Dalam UUD Republik Islam Iran ada pasal dimana pemimpin Iran wajib menyerahkan kepemimpinan negara dan pemerintahan saat beliau Sang Imam Agung Ini muncul kelak. Insya Allah sebagaimana ayat kemunculan imam Mahdi dibawah ini:
"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan dabbah (sejenis makhluk bergerak melata) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (QS. An-Naml [27]: 82).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar