Imam Ath-Thabrani mengutip sebuah penuturan dari salah seorang isteri Nabi Saw, yaitu Ummul Mukminin Ummu Salamah, yang berkata:
"Aku bersaksi telah mendengar Rasulullah Shallallâhu'alaihi wa âlihi wa salam bersabda:
من أحب عليا فقد أحبني ومن أحبني فقد أحب الله. ومن أبغض عليا فقد أبعضني ومن أبغضني فقد أبغض الله
"Barang siapa yang mencintai Ali, maka sungguh dia telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku sungguh dia telah mencintai Allah. Dan barang siapa membenci Ali, maka sungguh dia telah membenciku, dan barang siapa membenciku sungguh dia telah membenci Allah". (Mu'jam al-Kabir, jilid 10, hlm. 110-111)
Jika kewajiban Shalat sebagai tiang agama itu berkiblat di Ka'bah, Bukankah pantas manusia yang terlahir di dalam Ka'bah sebagai kiblat dalam agama? Dialah Ali bin Abi Thalib as, Pewaris pedang Zulfikar sebagai tanda pemimpin, dan penjaga sulbi Nabi Saw (Fatimah az-Zahra) sebagai tanda pelindung. Tidakkah kalian mengambil pelajaran?
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad. Wa ajjil Faradjahum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar