Menjadi "insan ilahiyah" tidak butuh pengakuan, tidak butuh deklarasi dan gembar-gembor di hadapan khalayak ramai. Karakter manusia ilahiyah, pengikut kebenaran sudah terpateri dalam dada dan sanubari seseorang tanpa harus teriak-teriak mencari pengakuan.
Begitupun sebaliknya, untuk menjadi manusia durjana, musuh kebenaran, pengikut Iblis, sangat gampang bagaikan membalikkan telapak tangan.
Lihatlah kenyataan yang terang benderang dalam peristiwa "Tragedi Asyura" yang menimpa Imam Husein as dan keluarga suci Rasulullah Saw beserta para sahabat beliau as.
Lihatlah, manusia-manusia iblis pembantai keluarga suci Nabi Saw itu, pada mulanya banyak yang penganut muslim shaleh, mereka ikut berperang bersama pasukan Imam Ali bin Abi Thalib as, ayah Imam Husein as dalam membela kebenaran, dan sangat mengenal sekali siapa itu Imam Husein as.
Lihatlah, para manusia iblis musuh Allah, musuh kebenaran pembantai keluarga ilahiyah, keluarga suci kenabian itu, pada awalnya adalah banyak dari "Syiah" Imam Husein as, yang mengundang beliau as untuk datang ke Kufah. Akan tetapi karena godaan duniawi atau pun ancaman pedang penguasa dzalim, mereka berbalik menghunuskan pedang- pedang mereka kepada Imam Husein as.
Pada 10 Muharam itu, Allah SWT menampakkan kekuasaan-Nya, membolak-balikkan hati manusia bagaikan membalik telapak tangan, dari manusia penganut muslim shaleh menjadi manusia durjana musuh Allah yang terpuruk ke dasar jurang kehinaan.
"Malam Deklarasi Manusia Husainiyah, sebagai Manusia Pengikut Kebenaran, pengikut Kenabian"
Sementara itu, di pihak Imam Husein as, para sahabat dan pengikut Imam Husein as justru menggambarkan representasi kelompok karakter "manusia ilahiah" yang memegang komitmen kuat terhadap nilai kemanusiaan, ketaatan, kesetiaan, persahabatan, pengabdian dan kecintaan kepada pemimpin, keyakinan kepada kebenaran, semua itu ditunjukkan secara gamblang oleh para sahabat dan pengikut Imam Husein as.
Kita lihat, di malam Asyura, malam ke 10 Muharam, dalam kegelapan malam yang mencekam, setelah sebelumnya terdengar alunan kalam ilahi, Imam Husein as untuk terakhir kali mengumpulkan seluruh sahabat dan pengikutnya.
Dalam kegelapan malam itu, Imam Husein as berkata kepada para pengikutnya:
"Wahai para pengikut setiaku, besok adalah hari terakhir kita bisa berkumpul, besok kematian akan menjemput kita semua". Yang mereka cari adalah diriku, kematianku, mereka tidak memburu kalian".
"Aku ridha jika kalian meninggalkan aku malam ini, telah kulepaskan bai'at kalian agar bisa pergi dariku dalam kegelapan malam ini. Bawalah sanak saudara kalian dan kembalilah ke keluarga kalian, aku ridha".
Apa jawaban mereka, para pengikut Imam Husein as? Mereka semua menolak untuk meninggalkan Imam mereka.
"Bagamana aku akan menjumpai datukmu Rasulullah kelak jika aku meninggalkanmu, ya Imam? Mau ditaruh dimana mukaku di hadapan Rasulullah ya Imam? Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian, ya Imam".
"Seandainya besok aku mati dicincang pedang dan dihidupkan kembali sampai 70 kali, aku tetap akan bersamamu, ya Imam".
Mereka tetap teguh memilih berjalan bersama Imam Husein as menjemput syahada, mereka memilih menjadi manusia pembela kebenaran, pembela kenabian, mereka memilih menjadi kelompok kanan seperti yang disebutkan dalam firman Allah dalam Al-Qur'an. Sedangkan musuh-musuh mereka adalah golongan kiri.
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa umat manusia dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan kanan dan kiri.
"Golongan kanan" berisi manusia-manusia mulia, pengikut kebenaran. Sedangkan "golongan kiri" berisi manusia-manusia pengikut kebatilan, golongan manusia pengingkar ayat-ayat Allah Swt.
Allah SWT berfirman:
فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ
"Fa ash-haabul-maimanati maaa ash-haabul-maimanah"
"yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu." (QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 

وَاَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ
"wa ash-haabul-masy`amati maaa ash-haabul-masy`amah"
"dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu," (QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 9).
اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ
"ulaaa`ika ash-haabul-maimanah"
"Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (QS. Al-Balad 90: Ayat 18).
وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا هُمْ اَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ
"wallaziina kafaruu bi`aayaatinaa hum ash-haabul-masy`amah"
"Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri."
عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ
'alaihim naarum mu`shodah"
"Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat." (QS. Al-Balad 90: Ayat 19-20).
Semoga mencerahkan.
Paris Van Java 160724.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar