Disarikan
dari buku: MAZHAB PECINTA KELUARGA NABI, Ayatullah Sayyid Muhammad al-Musawi,
hlm. 369-371, Terjemahan Tim Muthahari Press, cetakan I dan II, Juni 2009.
1. Al-Hafiz
Sulaiman al-Qunduzi al-Hanafi dalam Yanabi al-Mawaddah bab 56
meriwayatkan dari kitab al-Sab’in fi Fadhail Amir al-Mukminin hadis no.
12 dari Abu Dzar al-Ghifari ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sepeninggalku
aka nada fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali bin Abi Thalib,
karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan.”
Hadis ini diriwayatkan
oleh pengarang al-Firdaus.
2. Allamah
Mir Sayyid Ali al-Hamdani dalam Mawaddah al-Qurba pasal 6 dari Abu Laila
al-Ghifari dari Nabi Saw yang bersabda, “Sepeninggalku aka nada fitnah. Jika
itu terjadi maka berpeganglah kepada Ali, karena dialah al-Faruq antara
kebenaran dan kebatilan.”
3. Allamah
al-Kanzi al-Syafi’i meriwayatkan dalam Kifayat al-Thalib bab 44 dari Abu
Laila al-Ghifari, “Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Sepeninggalku
aka nada fitnah. JIka itu terjadi maka berpeganglah kepada Ali bin Abi Thalib,
dialah yang pertama melihatku, yang pertama menyalamiku pada hari kiamat, dia
bersamaku di langit yang tinggi, dialah al-Faruq antara kebenaran dan
kebatilan.”
Menurut al-Kanzi hadis
ini hasan ali, diriwayatkan oleh al-Hafiz dalam Amali-nya. Dia juga
meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, “Akan terjadi fitnah, siapa yang
mengalaminya berpeganglah kepada Kitabullah dan Ali bin Abi Thalib, karena saya
mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Inilah orang yang pertama beriman kepadaku,
yang pertama menyalamiku, dia al-Faruq umat ini, yang membedakan antara
kebenaran dan kebatilan, pemimpin kaum mukminin, dan harta adalah pangkal
kezaliman, dia sangat jujur, dia adalah pintu masuknya ilmu, dan dia adalah
pengganti sepeninggalku.”
Al-Kanzi juga berkata, “Demikian para
ahli hadis Syiria meriwayatkan keutamaan Imam Ali as dalam kitabnya juz 349
dengan jalur yang berbeda-beda.”
4. Syekh
Islam al-Humawaini dan Mir Sayyid Ali al-Hamdani pada akhir pasal 5 Mawaddah
al-Qurba meriwayatkan dari Alqamah bin Qais dan Aswad bin Buraidah dengan
sedikit perbedaan pada awalnya, “Kami mendatangi Abu Ayyub al-Anshari dan berkata,
“Wahai Abu Ayyub, sesungguhnya Allah telah memuliakan anda dengan Nabimu ketika
dia membiarkan untanya berhenti di rumahmu dan Rasulullah memberikan keutamaan
kepadamu. Ceritakanlah kepadaku ketika anda pergi bersama Ali memerangi
kelompok Lailaha illallah.” Abu Ayyub berkata, “Aku bersumpah kepadamu dengan
nama Allah. Nabi Saw bersamaku di rumah yang anda kunjungi sekarang. Waktu
Rasulullah Saw bersama Ali yang duduk di sebelah kanannya dan Anas berdiri di
depannya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, dan Rasulullah berkata, “Lihat,
siapa yang ada di pintu!” “Saya Ammar, wahai Rasulullah”. Nabi berkata,
“Bukalah untuk Ammar yang suci dan disucikan!” Anas membukakan pintu dan Ammar
masuk menemui Rasulullah Saw dan Nabi Saw berkata, “Wahai Ammar, nanti akan
terjadi bencana pada umatku sampai saling membunuh satu sama lain. Jika anda
melihat itu, maka berpeganglah kepada orang yang berada di sampingku, yakni Ali
bin Abi Thalib. Jika semua orang menuju kepada lembah dan Ali menuju lembah
lain, maka ikutilah lembah Ali dan jangan ikut yang lain. Wahai Ammar, Ali
tidak akan menyesatkanmu dari kebenaran dan tidak akan membawamu kepada
kecelakaan. Wahai Ammar, mentaatinya adalah mentaatiku, dan mentaatiku adalah
mentaati Allah.”■
Tidak ada komentar:
Posting Komentar