Dari Abu Laila al-Ghifari dari Nabi Saw yang bersabda, “Sepeninggalku akan ada fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali, karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan"

Selasa, 07 Mei 2024

Ali bin Abi Thalib Pembeda Kebenaran dan Kebatilan

 

 

Disarikan dari buku: MAZHAB PECINTA KELUARGA NABI, Ayatullah Sayyid Muhammad al-Musawi, hlm. 369-371, Terjemahan Tim Muthahari Press, cetakan I dan II, Juni 2009.

 

1.  Al-Hafiz Sulaiman al-Qunduzi al-Hanafi dalam Yanabi al-Mawaddah bab 56 meriwayatkan dari kitab al-Sab’in fi Fadhail Amir al-Mukminin hadis no. 12 dari Abu Dzar al-Ghifari ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sepeninggalku aka nada fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali bin Abi Thalib, karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan.”

 

Hadis ini diriwayatkan oleh pengarang al-Firdaus.

 

2.   Allamah Mir Sayyid Ali al-Hamdani dalam Mawaddah al-Qurba pasal 6 dari Abu Laila al-Ghifari dari Nabi Saw yang bersabda, “Sepeninggalku aka nada fitnah. Jika itu terjadi maka berpeganglah kepada Ali, karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan.”

 

3.   Allamah al-Kanzi al-Syafi’i meriwayatkan dalam Kifayat al-Thalib bab 44 dari Abu Laila al-Ghifari, “Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Sepeninggalku aka nada fitnah. JIka itu terjadi maka berpeganglah kepada Ali bin Abi Thalib, dialah yang pertama melihatku, yang pertama menyalamiku pada hari kiamat, dia bersamaku di langit yang tinggi, dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan.”

 

Menurut al-Kanzi hadis ini hasan ali, diriwayatkan oleh al-Hafiz dalam Amali-nya. Dia juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata, “Akan terjadi fitnah, siapa yang mengalaminya berpeganglah kepada Kitabullah dan Ali bin Abi Thalib, karena saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Inilah orang yang pertama beriman kepadaku, yang pertama menyalamiku, dia al-Faruq umat ini, yang membedakan antara kebenaran dan kebatilan, pemimpin kaum mukminin, dan harta adalah pangkal kezaliman, dia sangat jujur, dia adalah pintu masuknya ilmu, dan dia adalah pengganti sepeninggalku.”

 

  Al-Kanzi juga berkata, “Demikian para ahli hadis Syiria meriwayatkan keutamaan Imam Ali as dalam kitabnya juz 349 dengan jalur yang berbeda-beda.”

 

4.    Syekh Islam al-Humawaini dan Mir Sayyid Ali al-Hamdani pada akhir pasal 5 Mawaddah al-Qurba meriwayatkan dari Alqamah bin Qais dan Aswad bin Buraidah dengan sedikit perbedaan pada awalnya, “Kami mendatangi Abu Ayyub al-Anshari dan berkata, “Wahai Abu Ayyub, sesungguhnya Allah telah memuliakan anda dengan Nabimu ketika dia membiarkan untanya berhenti di rumahmu dan Rasulullah memberikan keutamaan kepadamu. Ceritakanlah kepadaku ketika anda pergi bersama Ali memerangi kelompok Lailaha illallah.” Abu Ayyub berkata, “Aku bersumpah kepadamu dengan nama Allah. Nabi Saw bersamaku di rumah yang anda kunjungi sekarang. Waktu Rasulullah Saw bersama Ali yang duduk di sebelah kanannya dan Anas berdiri di depannya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu, dan Rasulullah berkata, “Lihat, siapa yang ada di pintu!” “Saya Ammar, wahai Rasulullah”. Nabi berkata, “Bukalah untuk Ammar yang suci dan disucikan!” Anas membukakan pintu dan Ammar masuk menemui Rasulullah Saw dan Nabi Saw berkata, “Wahai Ammar, nanti akan terjadi bencana pada umatku sampai saling membunuh satu sama lain. Jika anda melihat itu, maka berpeganglah kepada orang yang berada di sampingku, yakni Ali bin Abi Thalib. Jika semua orang menuju kepada lembah dan Ali menuju lembah lain, maka ikutilah lembah Ali dan jangan ikut yang lain. Wahai Ammar, Ali tidak akan menyesatkanmu dari kebenaran dan tidak akan membawamu kepada kecelakaan. Wahai Ammar, mentaatinya adalah mentaatiku, dan mentaatiku adalah mentaati Allah.”■

Tidak ada komentar:

Posting Komentar