Dari Abu Laila al-Ghifari dari Nabi Saw yang bersabda, “Sepeninggalku akan ada fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali, karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan"

Sabtu, 04 Mei 2024

Tuduhan: Syiah Meyakini Wahyu Salah Alamat?

 

Referensi: Tim Ahlul Bait Indonesia, Syiah Menurut Syiah, hlm. 49-50, penerbit DPP Ahlul Bait Indonesia, cetakan III, Oktober 2014/Dzulhijjah 1435 H.

 

Apakah orang-orang Syiah meyakini bahwa Allah Swt menurunkan wahyu kepada Ali melalui Jibril namun sampai kepada Rasulullah Saw secara keliru? Ada beberapa poin penting yang mesti kita perhatikan dalam menjawab pertanyaan ini, antara lain:

Pertama, hal yang terpenting bagi seorang periset dalam bidang firaq dan madzahib (pertandingan sekte dan mazhab) pertama-tama ia harus menggunakan sumber dan literatur yang paling utama; Kedua, harus memperoleh berbagai informasi mengenai suatu sekte dan mazhab dari literatur-literatur mereka sendiri; Ketiga, seorang periset yang baik sedapat mungkin memanfaatkan riset-riset lapangan.

Literatur atau sumber yang disebutkan untuk klaim ini adalah kitab Al-Maniyyah wa Al-‘Amal fi Syarh Al-Milal wa Al-Nihal, dimana kitab aslinya Al-Milal wa Al-Nihal merupakan karya Abdul Karim Syahristani dan diulas oleh seorang yang bernama Mahdi Lidinillah Ahmad bin Yahya bin Murtadha.

Abdul Karim Syahristani penyusun kitab Al-Milal wa Al-Nihal merupakan seorang teolog mazhab Asy’ariyah yang lahir pada tahun 479 H dan wafat pada tahun 548 H. Pengulas kitabnya lahir dan wafatnya tentu saja setelah Syahristani. Ia merupakan salah satu pemimpin mazhab Zaidiyah. Dengan demikian (katakanlah masalah ini tertuang dalam kitab tersebut) untuk menemukan keyakinan Syiah Imamiyah, masalah ini tidak dapat dijadikan sandaran dan ukuran. Untuk mencari tahu keyakinan Syiah Imamiyah, maka seyogyanya seorang periset menelusuri dan mencari pada kitab-kitab mereka, bukan pada kitab-kitab Asy’ariyah, Zaidiyah dan sebagainya.

Menurut catatan para sejarawan terdapat sekte-sekte ekstrem bernama Ghurabiyah, Dzibaiyyah, Dzimmiyah, Mukhtiah yang berpandangan bahwa kenabian merupakan hak Ali. Mereka berkeyakinan bahwa Jibril, lantaran kemiripan Rasulullah Saw dengan Ali, melakukan kesalahan tatkala membawa wahyu dan menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Saw dan untuk mendapatkan kerelaan Ali bin Abi Thalib, Rasulullah Saw menikahkan putrinya dengan Ali. Tentu saja seorang Syiah sejati tidak memiliki keyakinan menyimpang semacam ini dan para pengikut mazhab ini menampik dan menolak mazhab-mazhab menyimpang ini.[1]

Lain lagi penulis seperti Ibnu Taimiyyah (w. 728 H/1328 M) dan Ibnu Hazm Andalusi (w. 456 H/1064 M) yang menyampaikan adanya sebuah sekte Syiah yang ekstrem bernama “Ghurabiyah” yang meyakini pengkhianatan Jibril dalam menyampaikan wahyu kepada Ali.

Terkait apakah sekte semacam ini benar-benar ada patutlah diragukan. Bagaimana pun akidah sedemikian tidak ada sangkut pautnya dengan Syiah Imamiyah. Menurut keyakinan Syiah Imamiyah, Ali bin Abi Thalib hanyalah imam pertama dari dua belas imam dan sahabat yang kedudukan dan derajatnya lebih utama setelah Rasulullah Saw.■ 



[1] Yang perlu diperhatikan ialah beberapa point berikut ini; Pertama, hal yang paling penting bagi seorang periset dalam bidang firaq dan madzhib (perbandingan mazhab) harus menggunakan sumber dan literatur yang paling utama. Kedua, seorang periset yang baik harus memperoleh pelbagai informasi ihwal suatu sekte atau mazhab dari literatur-literatur mereka sendiri. Sebagai contoh, Anda tengah meneliti mazhab teologi Asy’ariyah, maka seharusnya Anda memanfaatkan pelbagai literatur yang paling utama mazhab Asy’ariyah, bukan dari sekte-sekte lainnya, seperti Mu’tazilah dan Maturidiyah. Ketiga, seorang periset yang baik sedapat mungkin memanfaatkan riset-riset lapangan. Boleh jadi banyak hal yang terkait dengan sebuah sekte meski disebutkan dalam kitab-kitab mereka, namun mereka sendiri tidak meyakinininya. Dengan demikian, untuk menyandarkan keyakinan atau amal dari sebuah mazhab atau sekte, maka kita harus bertanya dan mengkajinya dari para pengikut mazhab atau sekte tersebut.

Disamping itu, apabila litertur-literatur Syiah Imamiyah dapat diakses, maka sebaiknya dan sudah seharusnya Anda melakukan satu riset lapangan (meski dalam tataran minimal) sehingga Anda dapat memperoleh apa yang Anda cari tentang keyakinan mazhab Syiah Imamiyah. Karena dalam  hal ini sekali-kali Anda tidak akan menjumpai seseorang yang memiliki keyainan menyimpang dan supertitif seperti ini terkait dengan Ali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar