Dari Abu Laila al-Ghifari dari Nabi Saw yang bersabda, “Sepeninggalku akan ada fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali, karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan"

Sabtu, 28 September 2024

Innalillah, Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah Wafat


Sayyed Hassan Nasrallah


Lebanon, Innalillah Sekjen Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah wafat. Berita kematian Hassan Nasrallah telah dirilis secara resmi oleh Hizbullah.

Perlawanan Islam mengawali pernyataannya dengan ayat:

“Hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, kemudian ia terbunuh atau berhasil menaklukkannya, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar." (QS. An-Nisa’, ayat 74).

“Yang Mulia Sayyed, pemimpin Perlawanan, hamba Allah yang saleh, telah mewariskan kepada Allah seorang pemimpin besar dan martir, yang pemberani, bergabung dengan para martir Karbala di jalan para nabi, demikian bunyi pernyataan itu.

“Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, bergabung dengan para sahabat agungnya yang abadi, yang perjalanannya telah ia pimpin selama lebih dari 30 tahun melalui kemenangan demi kemenangan” setelah menggantikan Sayyed Abbas Mousawi pada tahun 1992, memimpin mereka dalam “pembebasan Lebanon pada tahun 2000 dan Kemenangan Ilahi tahun 2006,” dan hingga pertempuran mendukung Palestina dan rakyat Palestina yang tertindas.

Hizbullah menyampaikan rasa belasungkawa kepada bangsa Islam dan rakyat Lebanon yang teguh pendirian, dan kepada seluruh rakyat dunia yang merdeka maupun tertindas, serta mengucapkan selamat kepada Sayyed Hassan atas pencapaian anugerah ilahi yang terbesar, yang dengannya ia dikabulkan keinginannya yang terbesar, yaitu menjadi seorang syuhada di jalan Palestina dan al-Quds.

Perlawanan Islam juga mengucapkan selamat kepada rekan-rekan martirnya yang bergabung dengannya dalam kesyahidan setelah agresi Israel di pinggiran selatan Beirut.

Dalam pernyataan tersebut, pimpinan Hizbullah berjanji kepada Sayyed Nasrallah, “pemimpin kami yang paling agung, paling suci, dan paling dicintai di jalan kami yang dipenuhi dengan para syuhada dan pengorbanan, untuk melanjutkan perjuangan melawan musuh, dalam mendukung Gaza dan Palestina, dan dalam membela Lebanon dan rakyatnya yang terhormat dan tangguh.”

Perlawanan Islam mengakhiri pernyataannya dengan menyapa para pejuang kemerdekaan Perlawanan, “kalian yang merupakan perisai terpercaya…pemimpin kami Sayyed masih hidup di antara kita melalui pemikiran, jiwa, dan jalan sucinya”. (ARN)

Sumber: Arrahmahnews.com

Jumat, 02 Agustus 2024

Ayatullah Khamenei: Rezim Zionis Buka Peluang Hukuman Berat Untuk Dirinya


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei dan Ismail Haniyeh


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, terkait teror Kepala Biro Politik Hamas mengatakan, Rezim Zionis sudah membuka kesempatan untuk menerima hukuman berat bagi dirinya sendiri.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (31/7/2024) mengucapkan belasungkawa atas gugurnya Pemimpin berani dan pejuang umat Islam, serta poros perlawanan, dan bangsa Palestina.

Rahbar menegaskan, "Rezim Zionis penjahat dan teroris, dengan aksi ini telah membuka kesempatan untuk menerima hukuman berat bagi dirinya sendiri, dan kami menganggap menuntut balas atas darah Ismail Haniyeh, yang gugur di dalam wilayah Republik Islam Iran, sebagai kewajiban kami."

Isi pesan Ayatullah Khamenei sebagai berikut:

Bismillahirahmanirahim
Innalillahi wa inna ilahi rajiun

Rakyat mulia Iran

Pemimpin berani dan pejuang unggul Palestina, Tuan Ismail Haniyeh, kembali ke sisi Allah SWT, dan poros agung perlawanan berduka. Rezim Zionis penjahat dan teroris, menewaskan tamu mulia kami di rumah kami sendiri, dan membuat kami berduka, tapi Rezim Zionis telah membuka kesempatan untuk menerima hukuman berat bagi dirinya.

Syahid Haniyeh, selama bertahun-tahun telah mempertaruhkan nyawa berharganya di jalan perjuangan mulia, dan siap untuk gugur, dan menyerahkan putra-putra serta familinya di jalan ini.

Ia tidak pernah takut untuk gugur di jalan Tuhan, dan di jalan menyelamatkan hamba-hamba-Nya, tapi kami dalam peristiwa pahit dan sulit yang terjadi di wilayah Republik Islam Iran, menganggap menuntut balas atas darah beliau, sebagai kewajiban kami.

Saya mengucapkan belasungkawa kepada umat Islam, poros perlawanan, kepada bangsa berani dan terhormat Palestina, terutama keluarga dan orang-orang yang ditinggalkan atas gugurnya Syahid Haniyeh, dan salah satu pengawalnya. Saya memohon kepada Allah SWT untuk memberikan kedudukan tinggi kepada mereka.

Sayid Ali Khamenei

31 Juli 2024 (25 Muharam 1446 Hijriah)

Humas Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC, sebelumnya mengumumkan, Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, dan salah satu pengawalnya gugur dalam sebuah serangan ke kediamannya di Tehran, Rabu (31/7) pukul 2 dinihari. (HS).

Sumber: Parstoday Indonesia

Minggu, 28 Juli 2024

Sayyid Al-Khurasani Komandan Tempur dan Panglima Pasukan Imam Mahdi



Pemimpin Republik Islam Iran, Sayyid Ali Khamenei dari kota Khurasan sudah disebut dalam kitab Ahlus Sunnah 1400 tahun lalu sebagai komandan tempur dan panglima pasukan Imam Mahdi.

Oleh: Mustafa Al-Habsyi


Dalam riwayat yang shahih dalam literatur Ahlus Sunnah disebutkan bahwa panglima besar pasukan Imam Mahdi ada dua, yaitu Sayyid al-Yamani dan Sayyid al-Khurasani yang ciri utama fisiknya beliau bertangan cacat.

Informasi mengenai Sayyid al-Khurasani yang memiliki cacat fisik, terutama pada tangannya, dapat ditemukan dalam berbagai sumber sejarah Islam. Salah satunya kitab Ahlus Sunnah yang menyebutkan hal ini adalah Tarikh al-Tabari (Sejarah al-Tabari) karya Muhammad ibn Jarir al-Tabari, seorang sejarawan dan penulis terkenal dari abad ke-9. Kitab ini sering menjadi rujukan utama untuk informasi sejarah mengenai tokoh-tokoh Islam pada masa awal.

Selain itu, Imam kelima dari 12 Imam Syiah, cucu Rasulullah Saw, yaitu Imam Muhammad al-Bagir bin Imam Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib berkata tentang Sayyid al-Khurasani:

"Sayyid al-Khurasani itu memiliki tanda cacat di tangannya." (Biharul Anwar).

Beliau adalah Sayyid Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran dan pemimpin satu dunia Islam Syiah 12 Imam atau Islam Jakfari.

Setiap tahun agenda beliau biasanya mengunjungi keluarga dan anak-anak syuhada, dimana ketika berkunjung beliau melakukan kunjungan mendadak agar tidak membebani keluarga syuhada Iran dengan menyediakan makanan mahal kalau kunjungannya diberi tahu terlebih dahulu.

Oleh karena itu, beliau terkejut melihat ada satu meja besar penuh terisi makanan mewah sudah dihidangkan utk menyambut beliau.

Beliau langsung menegur komandan Intel acara itu dan berkata, "Apakah ada yang membocorkan kunjungan kita sekarang ini?"

Komandan Intel menjawab dengan yakin:

"Percayalah wahai Rahbar, bahwa saya telah bekerja dengan sebaik-baiknya dan kunjungan anda ini tidak ada satupun orang yang mengetahuinya".

Rahbar, Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran ini berjalan menuju meja hidangan mewah dan bertanya kepada seorang remaja syuhada yang menjaga meja hidangan tersebut:

"Apakah anda tahu kalau saya mau berkunjung ke sini?"

Sang Pemuda menjawab: "Ya saya tahu!

Sayyid Ali Khamenei bertanya lagi: "Dari siapa?"

Sang Pemuda menjawab: "Dari almarhum Imam Khomeini yang datang mengabarkan kedatangan anda kepada saya dalam mimpi".

Sayyid Ali Khamenei: "Apa ada pesan khusus Imam Khomeini kepada saya?"

Pemuda menjawab dan berkata: "Ada! Imam Khomeini berpesan agar anda hentikan do'a anda yang sudah rutin anda dawamkan agar Allah berikan mati syahid".

Rahbar berkata: "Bukankah itu permintaan do'a yang baik?"

Pemuda: "Benar! Tetapi Imam Khomeini memberitahukan anda akan berumur panjang dan beliau berkata bahwa Republik Islam dan Umat Islam masih sangat membutuhkan kepemimpinan anda dan anda akan memperoleh kemenangan terus ke depan".

Sayyid Ali Khamenei mengucapakan terima kasih atas informasi ghaib itu dan tidak lama berselang beliau pun kembali pergi meninggalkan tempat itu.

Dalam tradisi keyakinan Syiah menanti Imam Mahdi adalah amalan yang sangat utama dan memiliki keagungan di sisi Allah Swt sebagaimana ayat kemunculan Imam kelak. Beliau shalat menjadi Imam shalat berjamaah Nabi Isa di masjid kota suci mikraj Nabi Saw ke langit ketujuh Sidratul Muntaha utk menerima hadiah perintah shalat.

Menanti kedatangan sang kekasih dengan berhias atau berjuang di jalan Allah dan bekerja mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan Imam Mahdi dan menggelar karpet merah menyambut kedatangan Imam Mahdi.

Dalam UUD Republik Islam Iran ada pasal dimana pemimpin Iran wajib menyerahkan kepemimpinan negara dan pemerintahan saat beliau Sang Imam Agung Ini muncul kelak. Insya Allah sebagaimana ayat kemunculan imam Mahdi dibawah ini:

"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan dabbah (sejenis makhluk bergerak melata) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (QS. An-Naml [27]: 82).


Jumat, 19 Juli 2024

Mencintai Ali Sama Dengan Mencintai Rasulullah, Membenci Ali Sama Dengan Membenci Rasulullah



 

Imam Ath-Thabrani mengutip sebuah penuturan dari salah seorang isteri Nabi Saw, yaitu Ummul Mukminin Ummu Salamah, yang berkata:

"Aku bersaksi telah mendengar Rasulullah Shallallâhu'alaihi wa âlihi wa salam bersabda:

من أحب عليا فقد أحبني ومن أحبني فقد أحب الله. ومن أبغض عليا فقد أبعضني ومن أبغضني فقد أبغض الله

"Barang siapa yang mencintai Ali, maka sungguh dia telah mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku sungguh dia telah mencintai Allah. Dan barang siapa membenci Ali, maka sungguh dia telah membenciku, dan barang siapa membenciku sungguh dia telah membenci Allah". (Mu'jam al-Kabir, jilid 10, hlm. 110-111)

Jika kewajiban Shalat sebagai tiang agama itu berkiblat di Ka'bah, Bukankah pantas manusia yang terlahir di dalam Ka'bah sebagai kiblat dalam agama? Dialah Ali bin Abi Thalib as, Pewaris pedang Zulfikar sebagai tanda pemimpin, dan penjaga sulbi Nabi Saw (Fatimah az-Zahra) sebagai tanda pelindung. Tidakkah kalian mengambil pelajaran?

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad. Wa ajjil Faradjahum.

Rabu, 17 Juli 2024

Malam Kesepuluh Muharram: Deklarasi Manusia-Manusia Ilahiyah



Menjadi "insan ilahiyah" tidak butuh pengakuan, tidak butuh deklarasi dan gembar-gembor di hadapan khalayak ramai. Karakter manusia ilahiyah, pengikut kebenaran sudah terpateri dalam dada dan sanubari seseorang tanpa harus teriak-teriak mencari pengakuan.

Begitupun sebaliknya, untuk menjadi manusia durjana, musuh kebenaran, pengikut Iblis, sangat gampang bagaikan membalikkan telapak tangan.

Lihatlah kenyataan yang terang benderang dalam peristiwa "Tragedi Asyura" yang menimpa Imam Husein as dan keluarga suci Rasulullah Saw beserta para sahabat beliau as.

Lihatlah, manusia-manusia iblis pembantai keluarga suci Nabi Saw itu, pada mulanya banyak yang penganut muslim shaleh, mereka ikut berperang bersama pasukan Imam Ali bin Abi Thalib as, ayah Imam Husein as dalam membela kebenaran, dan sangat mengenal sekali siapa itu Imam Husein as.

Lihatlah, para manusia iblis musuh Allah, musuh kebenaran pembantai keluarga ilahiyah, keluarga suci kenabian itu, pada awalnya adalah banyak dari "Syiah" Imam Husein as, yang mengundang beliau as untuk datang ke Kufah. Akan tetapi karena godaan duniawi atau pun ancaman pedang penguasa dzalim, mereka berbalik menghunuskan pedang- pedang mereka kepada Imam Husein as.

Pada 10 Muharam itu, Allah SWT menampakkan kekuasaan-Nya, membolak-balikkan hati manusia bagaikan membalik telapak tangan, dari manusia penganut muslim shaleh menjadi manusia durjana musuh Allah yang terpuruk ke dasar jurang kehinaan.

"Malam Deklarasi Manusia Husainiyah, sebagai Manusia Pengikut Kebenaran, pengikut Kenabian"

Sementara itu, di pihak Imam Husein as, para sahabat dan pengikut Imam Husein as justru menggambarkan representasi kelompok karakter "manusia ilahiah" yang memegang komitmen kuat terhadap nilai kemanusiaan, ketaatan, kesetiaan, persahabatan, pengabdian dan kecintaan kepada pemimpin, keyakinan kepada kebenaran, semua itu ditunjukkan secara gamblang oleh para sahabat dan pengikut Imam Husein as.

Kita lihat, di malam Asyura, malam ke 10 Muharam, dalam kegelapan malam yang mencekam, setelah sebelumnya terdengar alunan kalam ilahi, Imam Husein as untuk terakhir kali mengumpulkan seluruh sahabat dan pengikutnya.

Dalam kegelapan malam itu, Imam Husein as berkata kepada para pengikutnya:

"Wahai para pengikut setiaku, besok adalah hari terakhir kita bisa berkumpul, besok kematian akan menjemput kita semua". Yang mereka cari adalah diriku, kematianku, mereka tidak memburu kalian".

"Aku ridha jika kalian meninggalkan aku malam ini, telah kulepaskan bai'at kalian agar bisa pergi dariku dalam kegelapan malam ini. Bawalah sanak saudara kalian dan kembalilah ke keluarga kalian, aku ridha".

Apa jawaban mereka, para pengikut Imam Husein as? Mereka semua menolak untuk meninggalkan Imam mereka.

"Bagamana aku akan menjumpai datukmu Rasulullah kelak jika aku meninggalkanmu, ya Imam? Mau ditaruh dimana mukaku di hadapan Rasulullah ya Imam? Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian, ya Imam".

"Seandainya besok aku mati dicincang pedang dan dihidupkan kembali sampai 70 kali, aku tetap akan bersamamu, ya Imam".

Mereka tetap teguh memilih berjalan bersama Imam Husein as menjemput syahada, mereka memilih menjadi manusia pembela kebenaran, pembela kenabian, mereka memilih menjadi kelompok kanan seperti yang disebutkan dalam firman Allah dalam Al-Qur'an. Sedangkan musuh-musuh mereka adalah golongan kiri.

Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa umat manusia dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan kanan dan kiri.

"Golongan kanan" berisi manusia-manusia mulia, pengikut kebenaran. Sedangkan "golongan kiri" berisi manusia-manusia pengikut kebatilan, golongan manusia pengingkar ayat-ayat Allah Swt.
Allah SWT berfirman:

فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ

"Fa ash-haabul-maimanati maaa ash-haabul-maimanah"

"yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu." (QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat

وَاَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ ۙ مَاۤ اَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ

"wa ash-haabul-masy`amati maaa ash-haabul-masy`amah"

"dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu," (QS. Al-Waqi'ah 56: Ayat 9).

اُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ

"ulaaa`ika ash-haabul-maimanah"

"Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan." (QS. Al-Balad 90: Ayat 18).

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِنَا هُمْ اَصْحٰبُ الْمَشْئَـمَةِ

"wallaziina kafaruu bi`aayaatinaa hum ash-haabul-masy`amah"

"Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri."

عَلَيْهِمْ نَارٌ مُّؤْصَدَةٌ

'alaihim naarum mu`shodah"

"Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat." (QS. Al-Balad 90: Ayat 19-20).

Semoga mencerahkan.

Paris Van Java 160724.

Husein, Imam Pembebasan Dunia, Bangkit Demi Memperbaiki Umat Nabi Muhammad Saw





Husein bin Ali, seorang anggota keluarga dan cucu Nabi Muhammad Saw, sebelum melakukan perlawanan berkata, "Saya tidak bangkit dari aorgansi, korupsi, dan ketidakadilan, saya hanya berdiri untuk memperbaiki urusan umat kakekku".

Tidak ada orang seperti Imam Husein yang bersemayam di hati orang-orang yang bebas dan mencintai kebebasan di dunia. beliau adalah teladan spiritualitas dan ketulusan, keberanian dan pengusung keadilan dan anti-tirani, dan pada saat yang sama, penuh pengabdian.

Dalam artikel Parstoday ini, kita melihat kehidupan dan pemikiran Imam Husein.

Hussain, Ahlul Bait dan cucu Nabi Muhammad saw, dan putra Sayidah Fatimah putri Rasulullah dan Ali bin Abi Thalib, Imam pertama Syi'ah , lahir pada tahun keempat Hijriah di kota Madinah.

Imam Husein adalah salah satu Ahlul-Bait Nabi, yang disinggung dalam ayat Tathir dalam al-Quran mengenai orang-orang yang suci dari dosa. Beliau mengerahkan segala dayanya untuk memulihkan moralitas, kemanusiaan, dan kebebasan.

Menurut laporan sejarah Syiah dan Sunni, Nabi Muhammad Saw mengumumkan kesyahidannya ketika ia dilahirkan, dan memilih nama Husein untuknya. Selain posisinya sebagai Imam ketiga dan pemimpin syuhada di kalangan Syiah, juga di kalangan Sunni, Imam Husein dikenal karena keutamaan yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad saw dan juga dihormati karena pendiriannya melawan penguasa yang kejam di zamannya, Yazid bin Muawiyah.

Peringatan Asyura di Makam Shahcheragh, Shiraz, Iran

Imam Husein sangat keberatan dengan kinerja Muawiyah, raja Dinasti Bani Umayyah saat itu. Beliau menolak berjanji setia kepada Yazid (putra Muawiyah) dalam urusan jabatan khalifah. Imam Husein menyebut Yazid sebagai orang yang kejam, menindas, dan tidak kompeten dengan perilaku anti kemanusiaan dan anti sosial.

Imam Husein memandang kekhalifahan sebagai kedudukan ilahi dan meyakini bahwa penjaga masyarakat harus menauladani Nabi Muhammad saw. Setelah kematian Muawiyah, Yazid menekan Imam Husain untuk berbaiat, bahkan akan membunuhnya, jika menolak untuk berjanji setia.

Akhirnya Imam Husain berangkat ke Mekkah dari kota Madinah karena tekanan dari antek-antek Yazid dan tentara bayarannya. Selama empat bulan tinggal di Mekkah, beliau juga menerima banyak permintaan dan surat dari masyarakat Kufah untuk menerima jabatan Khalifah. Dengan mengikuti permintaan tersebut, Imam Husein mengirimkan utusannya Muslim bin Aqil ke Kufah. Muslim membenarkan dukungan orang-orang Kufi dan Imam berangkat ke kota ini. Tapi di sisi lain, Yazid juga mengirimkan pasukan untuk menghadapi Imam Husein.

Upacara berkabung Asyura di Afghanistan

Akhirnya kedua belah pihak saling bertemu pada hari kedua Muharram tahun 61 H di gurun Karbala. Sementara itu, masyarakat Kufah tidak berpegang teguh pada kesepakatan mereka dengan Imam Husein dan membiarkannya sendirian dalam pertempuran yang tidak adil. Menurut riwayat sejarah, pasukan Yazid berjumlah sekitar 30 ribu orang, sedangkan jumlah prajurit Imam Hussein hanya 72 orang. Namun, Imam tidak menyerah pada kesetiaan palsu musuh.

Pada hari Asyura, 10 Muharram, terjadi pertempuran sengit dan para sahabat Imam Husain membuat epos yang langgeng dalam sejarah. Tentara Yazid bahkan memblokir jalur air menuju perkemahan Imam Husein, sehingga beliau serta para sahabatnya syahid dengan bibir kehausan. Kepala suci Imam Husein dan para sahabatnya dipisahkan dari tubuh mereka dan dikirim ke istana Yazid.

Imam Husein pernah dalam suratnya sebelum syahid mengungkapkan,"Dan saya tidak bangkit karena pemberontakan, korupsi dan penindasan, saya hanya ingin mereformasi bangsa nenek moyang saya." Aku ingin memerintahkan apa yang baik dan melarang apa yang buruk dan berperilaku seperti kakekku dan ayahku Ali bin Abi Thalib.

Nabi Islam telah bersabda berkali-kali tentang beliau, "Hussein bagian dariku, dan aku bagian dari Hussain." Bagian pertama dari pernyataan ini jelas, tetapi bagian kedua, yaitu agama, aliran, dan keyakinan Nabi Muhammad saw, akan bertahan dengan perjuangan Husein, untuk membawa umat manusia menuju tujuan yang disampaikan Nabi.

Makam Imam Husein di Karbala saat ini menjadi tempat ziarah bagi orang-orang yang merdeka di dunia, dan kesyahidannya adalah ibu kota gerakan kaum tertindas dan pencari kebebasan di dunia.


Dalam kelanjutan artikel dari Parstodi ini, kita menelisik petuah terkenal Imam Husein.

Permata berharga

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «نَحْنُ حِزْبُ اللّه ِ الْغالِبُونَ، وَعِتْرَةُ رَسُولِ اللّه ِ صلي الله عليه و آلهالاْقْرَبُونَ، وَاَهْلُ بَيْتِهِ الطَّيِّبُونَ، وَأَحَدُالثَّقَلَيْنِ الَّذينَ جَعَلَنا رَسُولُ اللّه ِ ثانِىَ كِتابِ اللّه ِ...» [احتجاج طبرسى، 229]

Imam Husain (a.s.) berkata, "Kami para pejuang di jalan Allah akan menang, dan kami lebih dekat dengan Rasulullah (saw) dan Ahlul Bait yang suci, dan kami adalah salah satu dari dua neraca berat yang diberikan Rasulullah saw, Kitabullah (dan penafsirnya)".

Kemunculan Mahdi bin Husein

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «لَوْلَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيا إلاّيَوْمٌ واحِدٌ لَطَوَّلَ اللّه ُ عَزَّوَجَلَّ ذلِكَ الْيَوْمَ حَتّى يَخْرُجَ رَجُلٌ مِنْ وُلْدى، فَيَمْلاَءُها عَدْلاً وَ قِسْطاً كَما مُلِئَتْ جَوْراً وَظُلْماً، كَذلِكَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللّه ِ صلي الله عليه و آلهيَقُول» [كمال الدين، ص317 - بحارالانوار، ج51، ص133]

Imam Husain AS berkata, "Seandainya hanya tersisa satu hari dalam kehidupan dunia, niscaya Allah akan menjadikan hari itu panjang sehingga muncullah seorang laki-laki dari keluargaku dan memenuhi dunia yang penuh dengan penindasan dengan keadilan dan kebaikan. Saya mendengarnya dari Rasulullah Saw,".

Kematian lebih baik daripada kejahatan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «مَوْتٌ في عِزٍّ خَيْرٌ مِنْ حَياةٍ في ذُلٍّ اَلْمَوْتُ اَوْلى مِنْ رُكُوبِ الْعارِ وَالْعارُ اَوْلى مِنْ دُخُولِ النّارِ» [موسوعة كلمات الامام الحسين 499، ح 289]

Imam Husein pada hari Asyura berkata, "Kematian yang bermartabat lebih baik daripada kehidupan yang hina. Kematian lebih baik dari pada dikaitkan dengan kehinaan dan kehinaan, dan kehinaan lebih baik dari pada masuk api (neraka),".

Kebebasan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «وَيْحَكُمْ يا شِيعَةَ آلِ اَبى سُفْيانَ، اِنْ لَمْ يَكُنْ لَكُمْ دِيْنٌ وَكُنْتُمْ لاتَخافُونَ الْمَعادَ فَكُونُوا اَحْـراراً فِى دُنْيـاكُمْ» [بحارالانوار، ج 45، ص 51 - مقتل خوارزمى، ج 2، ص 33]

Imam Husein berkata, "Celakalah kalian, pengikut Abu Sufyan, jika kamu tidak beragama dan tidak takut hari kiamat, maka setidaknya jadilah orang yang merdeka di duniamu sendiri."

Peringatan Asyura di Türki

Kematian dan kehidupan

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «لَيْسَ شَأْنى شَأنُ مَنْ يَخافُ الْمَوْتَ، ما أَهْوَنَ الْمَوْتِ عَلى سَبيلِ نَيْلِ الْعِزِّ وَاِحْياءِ الْحَقِّ، لَيْسَ الْمَوْتُ في سَبيلِ الْعِزِّ اِلاّ حَياةً خالِدَةً وَلَيْسَتِ الْحَياةُ مَعَ الذُّلِّ اِلاَّالْمَوْتَ الَّذى لاحَياةَ مَعَهُ، اَفَبِالْمَوْتِ تُخَوِّفُنى... وَهَلْ تَقْدِرُونَ عَلى أَكْثَرِ مِنْ قَتْلى؟! مَرْحَباً بِالْقَتْلِ فيسَبيلِ اللّه ِ، وَلكِنَّكُمْ لاتَقْدِروُنَ عَلى هَدْمِ مَجْدى وَمَحْوِ عِزّى وَشَرَفى» [كلمات الامام الحسين، 360، ح 348]

Imam Hussein berbicara kepada musuh-musuhnya, dengan berkata, "Aku bukanlah orang yang takut mati. Kematian di jalan kehormatan dan kebangkitan kebenaran sangatlah mudah bagiku. Kematian di jalan kehormatan tidak lain hanyalah hidup kekal dan hidup dengan kehinaan tidak lain hanyalah kematian dan ketiadaan. Apakah kamu membuatku takut menghadapi kematian? Bisakah kamu melakukan lebih dari sekedar membunuhku? Mulialah mati di jalan Allah, tetapi kamu tidak dapat menghancurkan kemuliaanku dan menghancurkan martabat dan kehormatanku,".

Jadilah orang yang berguna

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «خَمْسٌ مَنْ لَمْ تَكُنْ فِيهِ، لَمْ يَكُنْ فِيهِ كَثيرُ مُسْتَمْتَعٍ: اَلْعَقْلُ، وَالدّينُ وَالْأَدَبُ، وَالْحَياءُ، وَحُسْنُ الْخُلْقِ» [حياة الامام الحسين، ج 1، ص 181]

Imam Husein berkata, "Jika tidak ada lima hal dalam diri seseorang, maka kita tidak akan melihat banyak manfaat pada dirinya: Akal,agama, adab, rasa malu, dan akhlak yang baik,".

Jenis ibadah

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «اِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ رَغْبَةً فَتِلْكَ عِبادَةُ التُّجّارِ، وَاِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ رَهْبَةً فَتِلْكَ عِبادَةُ الْعَبيدِ، وَاِنَّ قَوْماً عَبَدُوا اللّه َ شُكْراً فَتِلْكَ عِبادَةُ الاَْحْرارِ، وَ هِىَ اَفْضَلُ العِبادَةِ» [بحارالانوار، 78، 117. موسوعه كلمات الامام الحسين 748، ح 906. بلاغة الامام على بن الحسين، ص 171 باب سوم كلمات قصار]

Imam Husein berkata, "Sekelompok orang yang beribadah kepada Tuhan untuk mendapat pahala, itulah ibadah para pedagang. Kelompok menyembah Tuhan karena takut, inilah ibadah para budak. Namun suatu kelompok beribadah kepada Tuhan karena rasa syukur, maka ibadah ini milik orang-orang merdeka dan merupakan jenis ibadah yang terbaik,".

Hikmah puasa

سُئِلَ الْحُسَيْنُ (ع): «لِمَ افْتَرَضَ اللّه ُ عَزَّوَجّلَ عَلى عَبيدِهِ الصَّوْمَ؟ قالَ: لِيَجِدَ الْغَنىُّ مَسَّ الْجُوعِ فَيَعُودَ بِالْفَضْلِ عَلَى المَساكينَ» [موسوعة كلمات الامام الحسين، ص 692، ح 759]

Imam Husain ditanya mengapa Allah mewajibkan puasa bagi hamba-Nya? Beliau menjawab, "Agar orang kaya merasakan kerasnya kelaparan dan akibatnya menggunakan hartanya untuk membantu orang miskin."

.
Makam imam Husein di Karbala

Semuanya, kecuali Tuhan akan binasa

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): ا«ِنَّ سُكّانَ السَّمواتِ يَفْنُونَ وَاَهْلَ الاْرْضِ يَمُوتُونَ وَجَمِيعُ الْبَرِيَّةِ لا يَبْقُونَ وَكُلَّ شَىْ ءٍ هالِكٌ اِلاّ وَجْهَهُ» [فتوح ابن اعثم، ج 5، ص 94 - مقاتل الطالبيين، ص 112]

Imam Husein berkata, "Makhluk langit binasa dan makhluk bumi mati, semuanya tidak stabil dan segala sesuatu dapat binasa, kecuali Tuhan,".

Jangan menindas orang lain

قالَ الْحُسَيْنُ (ع): «يا بُنَىَّ اِيّاكَ وَظُلْمَ مَنْ لايَجِدُ عَلَيْكَ ناصِراً اِلاَّ اللّه َ» [بحارالانوار، ج 75، ص 308 - اعيان الشيعة، ج 1، ص 620]

Imam Husein berkata, "Anakku! Hindarilah menindas orang yang tidak ada penolong di hadapanmu selain Allah,".(PH)

Sumber: Parstoday indonesia

Minggu, 07 Juli 2024

Bekerja Karena Cinta Kepada Tuhan Tidak Akan Pernah Membuat Kita Lelah




Pemimpin bangsa dan revolusi ini adalah seorang pria yang mengemban tugas-tugas tersulit di usia 80 tahun. Pada hari Imam Khomeini memasuki Iran, usianya sekitar delapan puluh tahun. Ia tidak pernah mengatakan bahwa ia terlalu tua atau terlalu lelah. Pada tahun 1981, ketika saya datang ke Teheran dari Ahwaz, saya mengunjunginya dan menyampaikan beberapa keluhan tentang suatu masalah. Ia ingin saya mengundang orang-orang yang telah dipilihnya untuk menghadiri sebuah pertemuan. Pertemuan itu diadakan pada hari yang sama, dengan pemberitahuan singkat; tetapi pria tua yang berhati muda, bersemangat, dan berkuasa itu memimpin pertemuan tersebut, dan tidak pernah menyebutkan rasa lelah. Ketika pekerjaan itu dilakukan karena cinta kepada Tuhan, pekerjaan itu tidak membuat seseorang lelah, dan waktu tidak menjadi masalah. Suatu kali, seorang individu yang malu yang berpura-pura bergabung dengan kaum beriman, mengucapkan sepatah kata dan Imam Khomeini menjawab: “Jika kalian tidak ingin melakukannya, menjauhlah! Saya akan melakukannya sendiri!” Mereka tidak percaya bagaimana Imam mengemban tanggung jawab seperti seorang pemuda.

Pernyataan dalam pertemuan dengan sejumlah staf dan komandan Angkatan Darat, 27 September 1995

Sumber: khamenei.ir

Imam Khomeini dan Perjuangan Palestina




Hari Asyura tahun 1383 H bertepatan dengan tanggal 3 Juni 1963. Imam Khomeini naik mimbar di Seminari Faizieh di Qom. Dalam khotbah gemilangnya yang mengkritik keras rezim Pahlavi, ia menarik perhatian semua orang pada satu pokok yang menjadi fondasi dasar gerakan revolusionernya, yakni perjuangan melawan Israel. Itulah rezim yang menurutnya telah menciptakan tragedi di dunia Islam dengan merampas Palestina. Dalam pidato yang terkenal itu, Imam Khomeini memperingatkan orang-orang tentang bahaya Israel, rezim yang berusaha menghancurkan Islam, Al-Qur'an, dan ulama. Ia juga menjelaskan hubungan yang dimiliki pemerintahan Shah dengan rezim Israel. Meskipun tanggal tersebut dianggap sebagai titik awal gerakan revolusioner Imam, akar pidato Imam tentang Palestina dan pendudukan Israel di sana bermula dari masa sebelumnya. Pada bulan Maret 1963, Imam Khomeini menulis surat tentang bahaya Israel kepada berbagai serikat dan asosiasi di Qom sebagai tanggapan atas pertanyaan mereka. Ia menulis, “Karena kewajiban agama saya, dengan ini saya memperingatkan rakyat Iran dan umat Islam di seluruh dunia bahwa Al-Qur'an dan Islam berada dalam bahaya. Kemerdekaan negara kita dan ekonominya berada dalam bahaya direbut oleh kaum Zionis. Dengan diamnya kaum Muslim, tidak akan lama lagi mereka [kaum Zionis] akan menghancurkan eksistensi bangsa Muslim dalam segala aspeknya.”

Masalah Palestina dan perilaku jahat Israel selalu menjadi topik yang dibicarakan Imam Khomeini dalam pidato-pidatonya, karena hal itu sangat penting baginya. Imam menganggap meningkatnya kekuatan Israel dan penaklukan negara-negara Muslim di tangan rezim brutal ini sebagai penghancuran Islam dan Al-Qur'an. Ketika Perang Arab-Israel ketiga meletus pada tahun 1973, Imam menyampaikan pesan kepada pemerintah-pemerintah Islam dan negara-negara Muslim yang menekankan perlunya menjaga persatuan. Ia menyerukan kepada mereka untuk mengumpulkan semua kekuatan mereka guna memerangi Israel. Dalam surat ini, Imam Khomeini merangkum mekanisme-mekanisme yang terlibat dalam perang melawan Israel dalam beberapa kategori, dan ia mengumumkannya kepada masyarakat Muslim pada umumnya. Mekanisme-mekanisme ini meliputi: Dukungan komprehensif untuk garis depan pertempuran melawan Israel.
  1. Menghindari perbedaan dan kemunafikan yang merusak diri sendiri.
  2. Tidak takut terhadap kekuatan fiktif para pembela Zionisme.
  3. Persatuan antara pemerintahan Islam dan menegur, mengancam dan memutus hubungan dengan negara mana pun yang menormalisasi hubungan dengan Israel.
  4. Mengirimkan bantuan material dan spiritual oleh negara-negara Muslim seperti darah, obat-obatan, makanan, dll. ke medan perang.
Padahal, Imam Khomeini menegaskan bahwa menjaga persatuan untuk pembebasan Palestina adalah jalan utama dan terpenting untuk meraih kemenangan. Sebab, ia tidak yakin bahwa tujuan negara-negara kolonial besar mendirikan Israel hanya untuk menduduki Palestina. Imam meyakini, jika Israel dibukakan jalan, semua negara Muslim pada akhirnya akan mengalami nasib yang sama seperti Palestina. Itulah sebabnya Imam Khomeini mengibaratkan Israel sebagai tumor kanker, dan ia mengatakan bahwa pemberantasannya segera adalah kewajiban bagi semua Muslim.

Karena perlunya persatuan bangsa Islam dalam memerangi Israel, Imam Khomeini tidak menyia-nyiakan segala upaya – baik dalam pidato-pidatonya dan rekomendasi-rekomendasi yang diberikannya kepada bangsa-bangsa Muslim maupun dalam tindakan-tindakan yang diambilnya dalam hal ini. Pada tanggal 7 Agustus 1979, ia menyampaikan pidatonya di hadapan bangsa-bangsa Muslim di seluruh dunia dengan cara berikut, “Saya menyerukan kepada seluruh umat Muslim di seluruh dunia dan pemerintah-pemerintah Islam untuk bersatu dalam memotong tangan perampas kekuasaan ini [Israel] dan para pendukungnya. Saya mengajak seluruh umat Muslim untuk memilih hari Jumat terakhir di bulan suci Ramadan, yang merupakan waktu terjadinya Malam-Malam Takdir dan yang dapat menentukan nasib orang-orang Palestina, sebagai 'Hari Quds.' Sebuah upacara harus diadakan pada hari ini untuk mendeklarasikan solidaritas internasional umat Muslim dalam mendukung hak-hak hukum umat Muslim.” Sebenarnya, penetapan Hari Quds bukan sekadar untuk menentukan simbol yang mewakili pengorbanan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Muslim untuk salah satu cita-cita terbesar Islam. Tujuannya juga untuk menghidupkan kembali semangat Islam dan kewaspadaan masyarakat Islam. Ini terjadi pada saat para pemimpin negara-negara Muslim berpikir untuk merangkul Israel dan beberapa di antaranya sudah bangga dengan afiliasi mereka dengan rezim Zionis!

Setelah Perang Enam Hari Arab-Israel pada tahun 1967 yang menyebabkan Mesir kehilangan gurun Sinai, pukulan telak menimpa badan pemerintahannya. Anwar Sadat, yang memperoleh kekuasaan di Mesir setelah Gamal Abdel Nasser, datang ke meja perundingan dengan Israel pada tahun 1978 untuk merebut kembali wilayah yang hilang. Negosiasi tersebut dimediasi oleh Amerika Serikat di Camp David. Sadat secara resmi mengakui Israel dan merebut kembali wilayahnya.

Sebelum peristiwa ini, Imam Khomeini telah menghabiskan 20 tahun memperingatkan semua negara Islam tentang bahaya berkompromi dengan Israel. Karena itu, ia menganggap langkah Anwar Sadat sebagai tindakan pengkhianatan terhadap umat Islam dan Palestina. Mengakui Israel berarti mengekspresikan solidaritas dengan pemerintahannya yang curang, dan itu juga berarti memisahkan jalan seseorang dari jalan perjuangan. Tentu saja, tindakan ini bertentangan dengan jalan yang selalu ditekankan Imam Khomeini. Imam percaya bahwa Camp David memecah belah negara Islam. Ia juga menganggapnya sebagai sarana untuk memperkuat front Israel – yang apinya akan menelan tidak hanya orang Palestina tetapi semua negara di Timur Tengah. Karena Imam Khomeini percaya Perjanjian Camp David adalah pakta pengkhianatan, pada 11 Mei 1979, ia mengeluarkan perintah untuk memutuskan hubungan diplomatik antara Republik Islam Iran dan pemerintah Mesir.

Setelah Imam kehilangan harapan pada pemerintahan Arab, ia beralih ke negara-negara Muslim. Ia menyerukan mereka untuk bersatu di jalan pembebasan Palestina dan memerangi rezim pendudukan di Quds. Ia juga mendesak umat Islam untuk memisahkan diri dari jalan yang ditempuh oleh pemerintah yang telah berkompromi dengan rezim Israel. Dalam sebuah pesan yang dikeluarkan selama haji tahun 1987, ia menyampaikan pesan kepada umat Islam di seluruh dunia dan para jamaah haji sebagai berikut, “Negara-negara Muslim harus berpikir untuk menyelamatkan Palestina. Mereka harus mengungkapkan rasa jijik dan benci mereka terhadap cara-cara kompromi dari para pemimpin yang memalukan dan mementingkan diri sendiri, yang atas nama Palestina, telah menghancurkan aspirasi rakyat di tanah yang diduduki dan umat Islam di wilayah ini. Negara-negara Muslim seharusnya tidak membiarkan para pengkhianat ini mencoreng prestise, reputasi, dan kehormatan bangsa Palestina yang heroik di meja perundingan.” Setelah itu, setiap kali Imam Khomeini melihat adanya tindakan kompromi dari para pemimpin negara-negara Islam, ia akan mengkritik mereka dan mengingatkan mereka tentang tingginya tingkat bahaya yang ditimbulkan oleh Israel. Namun, hanya sedikit yang mau mendengarkan nasihat ini. Maka di mata Imam, kaum Muslimin di dunia yang terpisah dari pemerintah mereka berubah menjadi satu-satunya pejuang dalam pertempuran melawan Israel.

Imam Khomeini (ra) memperkenalkan Palestina sebagai poros persatuan umat Islam. Selama hidupnya yang penuh dengan perjuangan, tidak ada satu momen pun di mana ia berhenti menyebarkan kesadaran tentang pentingnya masalah Palestina dan perilaku jahat Israel. Imam Khamenei berkata, “Salah satu elemen utama [mazhab Imam Khomeini] adalah bergegas membantu mereka yang tertindas dan menentang penindas. Di era kita, di masa kita, rakyat Palestina adalah contoh dari mereka yang tertindas. Seperti yang Anda lihat, dari hari pertama hidupnya hingga hari terakhir, Imam menekankan dan mendukung masalah Palestina. Ia juga menyerukan kepada rakyat Iran dan para pejabatnya untuk tidak lupa: membantu yang tertindas dan menentang penindas, meniadakan tipu daya penindas, dengan tegas membantah dan menghancurkan kebesaran dan keagungan penindas.” [4 Juni 2014]

Bahkan dalam teks terakhir namun abadi yang ditinggalkan Imam – wasiat politik-ilahinya – ia memberikan perhatian khusus pada masalah Palestina dan perlunya untuk melawan dan menentang Israel. Seperti biasa, ia mencoba menjelaskan tujuan dan alasan di balik mengapa rezim penipu ini didirikan. Dalam wasiat politik-ilahinya, Imam Khomeini menyatakan bahwa negara-negara Muslim harus bangga dengan kenyataan bahwa musuh mereka adalah musuh Tuhan Yang Maha Pengasih, Al-Qur'an Suci, dan Islam. Ada sebagian orang yang fantasi bodohnya untuk mewujudkan "Israel Raya" menyebabkan mereka membakar seluruh dunia. Untuk mencapai keinginan serakah mereka, mereka melakukan kejahatan yang terlalu memalukan untuk ditulis atau dibicarakan. Dalam hal ini, apa yang Imam Khomeini anggap sebagai solusi bagi orang-orang tertindas di dunia dalam menghadapi kebuntuan di depan, adalah untuk tidak bergantung pada Timur atau Barat. Sebaliknya, mereka harus mengikuti budaya politik, sosial, ekonomi, dan militer dari pemandu terbesar umat manusia, yaitu, para Imam Maksum.

Sumber: khamenei.ir

Rabu, 03 Juli 2024

Peristiwa Mubahalah Antara Nabi Muhammad Saw Dengan Kaum Nasrani dari Najran




Tanggal 24 Zulhijjah menandai peringatan hari Mubahalah (yang berarti kutukan, atau kutukan Allah atas pembohong). Ini adalah hari kemenangan umat Islam atas umat Kristen. Peristiwa Mubahalah terjadi pada tahun ke 10 Hijriyah.

Setelah penaklukan Makkah, maka semakin banyak orang mulai menerima Islam sebagai agama mereka. Banyak kelompok orang yang menganut agama lain datang menemui Nabi Saw di Madinah. Dari suatu tempat bernama Najran, sekelompok enam puluh orang Kristen datang menemui Nabi Muhammad Saw.

Sesampainya di sana, mereka berusaha tampil mengesankan dengan datang berpakaian megah dan cincin emas. Ketika mereka diabaikan, mereka tahu bahwa mereka harus berganti pakaian dan mendekati Nabi Saw dengan pakaian sederhana dan sopan santun.

Nabi menjelaskan kepada mereka bahwa Yesus diciptakan oleh Allah sama seperti Adam (Al-Quran, 3:59). Mereka tidak menerima alasan tersebut dan ingin menyelesaikan perselisihan tersebut dengan mengadakan Mubahalah, yaitu berdo'a kepada Yang Maha Kuasa untuk memusnahkan pembohong.

Allah menurunkan ayat Qur'an 3:61, "Jika ada yang berselisih denganmu setelah ilmu itu datang kepadamu, katakanlah hendaklah kita masing-masing membawa anak-anak kita, wanita-wanita kita, kaum kita dan diri kita sendiri dan berdoa kepada Allah agar melaknat para pembohong".

Semua orang menunggu untuk melihat siapa yang akan dibawa Nabi Saw bersamanya.

Pada tanggal 24 Zulhijjah 10 H, seluruh penduduk Madinah melihat Nabi Muhammad Saw pergi ke rumah putrinya Fatimah. Beliau keluar sambil menggendong Imam Husain dan memegang tangan Imam Hasan yang berjalan di sampingnya. Mereka adalah putra-putranya.

Putrinya Fatimah sebagai wanita paling sempurna, mengikuti mereka dan Imam Ali  sebagai nafas Nabi Saw datang di belakangnya. Kelimanya adalah Ma'shumin. Ketika orang-orang Nasrani melihat mereka, mereka menyadari bahwa Ma'shumin itu memang suci dan memutuskan mundur dari Mubahalah.

Pemimpin mereka berkata:

"Saya melihat wajah-wajah yang jika mereka berdo'a agar gunung dipindahkan, maka hal itu akan terjadi."

Mereka pun menerima persyaratan yang ditetapkan oleh Nabi Saw. Umat ​​Islam merayakan acara tersebut sebagai hari kemenangan bagi kebenaran Islam.

Dalam Al-Qur'an ayat Al-Mubahalah dari Surat Ali Imran (Surat ketiga dan ayat 61) adalah tentang peristiwa Mubahalah.


Kebenaran Syiah dan Al-Qur'an di Akhir Zaman



"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)." ( QS. al-Anfaal: 60).

Oleh: Mustofa al-Habsyi

Perang antara Palestina versus Zionis Yahudi adalah perang yang sesuai dengan Sunatullah perintah Allah Swt, dimana kelak dalam riwayat-riwayat shahih tentang Nabi Isa juga sesuai al-Qur'an dimana Nabi Isa akan turun untuk kedua kalinya membawa misi tugas dari Allah Swt untuk bertempur bersama Imam Muhammad al-Mahdi memerdekakan Palestina dan kota suci Masjid Baitul Maqdis tempat mikraj Nabi Muhammad Saw ke tangan kaum Muslimin.

Turunnya Nabi Isa as ke bumi juga memberi tanda akan datangnya hari kiamat. Semua ini dijelaskan dalam surah Az-Zukhruf ayat 61, Allah Swt berfirman:

وَإِنَّهُۥ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَٱتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَٰطٌ مُّسْتَقِيمٌ

"Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus."

Isa dipimpin Imam Mahdi, cucu Nabi Muhammad Saw dan Imam keduabelas sesuai riwayat 270 hadis Ahlus Sunah tentang "12 Imam dan Khalifah" bersama sama akan bertempur memerangi pasukan tentara Zionis Yahudi, Ya'juj wa Ma'juj dan Dajjal, serta menghancurkan salib dan memerangi aliran Islam yang menyimpang dari jalan lurus.

Sebelum wafatnya Nabi Isa as, umat Kristiani Trinitas akan di Islamkan oleh beliau sesuai pemberitahuan dari firman Allah Swt berikut ini:

"Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka." (QS An-Nisa: 159).

Pertanyaannya, siapa orang beriman dalam al-Qur'an yang akan menjadi pasukan Nabi Isa as dan Imam Mahdi?

Orang orang beriman itu, tanda ajarannya yang benar dan sangat jelas dalam al-Qur'an. Mereka disebut Allah Swt dengan sebutan "orang orang beriman" karena ajaran dan keimanannya benar benar sesuai dengan al-Qur'an, dan satu tanda mereka yaitu mereka sangat dibenci Zionis Yahudi (Israel) dan Zionis Yahudi Amerika yang menguasai pemerintahan Amerika:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik...” (QS. al-Maidah 5: 82).

Muslim manakah sekarang yang paling dibenci Yahudi Israel dan Amerika yang di ayat di atas Allah Swt sebut mereka "orang-orang yang beriman" yang benar keimanan dan keIslamannya?

Negara manakah yang undang-undangnya menggunakan Rukun Iman atau hukum al-Qur'an? Sedangkan negara yang lain, menggunakan al-Quran dan rukun iman tetapi al-Qur'an-nya ditaruh di belakang dan meniru serta berkiblat pada hukum democrasi Barat.

Coba anda tanya diri anda sendiri, negara Islam manakah yang kedutaannya dan jenderalnya selalu dirudal Zionis Israel dan Amerika dan sekutunya? Jujur saja, jangan dusta ya?

Negara Mukmin manakah yang jenderalnya (Qosim Sulaimani) dirudal atas perintah langsung Donald Trump di Airport sipil Iraq? Tak tahu malu melanggar aturan hukum perang Internasional?

Negara orang beriman mana yang perdagangannya diboikot Amerika selama 45 tahun sampai sekarang ini, supaya miskin dan hancur?

Negara manakah yang tidak memiliki hubungan diplomatik dan tidak ada satupun perusahaan Zionis Yahudi di negaranya sebagaimana menjamur di Indonesia dan negara negara kaya Arab?

Orang-orang beriman manakah yang sekarang berani langsung berperang berhadapan dengan Zionis Israel, Amerika, Inggris, dll?

Amerika kecil dimata mereka, dan hanya Allah Swt yang Maha Kuat dan Maha Besar dimata dan keimanan mereka.

Mengapa tidak ada satupun negara mayoritas Islam selain negara negara Syiah sekarang ini yang berani dan paling siap dan mampu menandingi pasukan Zionis Amerika dan Israel serta hanya mereka yang membantu kemerdekaan Palestina dan kota suci Baitul Maqdis?

Negara-negara kaya Arab suka atau tidak suka, mayoritas penduduknya beraliran Islam Ahlus Sunnah yang semuanya ramai-ramai rujuk damai dengan Zionis Israel karena takut kepada Amerika negara banci kaleng.

Semua negara negara itu membeli senjata dari Amerika yang membuat Amerika bertambah kaya, dan ada perjanjian tidak boleh dipakai untuk memerangi Zionis Yahudi Israel. Dan semua negara-negara muslim itu bahkan hanya diam saja melihat saudara dan tetangganya di genosida, dibunuhi oleh pasukan Zionis Yahudi Amerika dan Israel. Bahkan beberapa negara seperti Saudi memberikan jalan kepada pasukan Amerika dan Israel melalui lima pangkalan Militer Amerika di Saudi, Yordania, dll. dan sebagian lagi mereka mendapat untung besar karena menyalurkan barang-barang produksi Israel sekarang melalui keamanan negara mereka. Mereka mengambil untung besar disaat saudara, anak-anak, dan kaum wanita di Palestina dibantai pasukan Zionis Yahudi. Sungguh mereka bukan orang-orang beriman yang benar keyakinan Islamnya dan mereka saling berdamai dengan negara Zionis Yahudi dan Amerika. Sangat berbeda dengan ayat tanda-tanda orang beriman dibawah ini:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik,,,” (QS. al-Ma’idah 5: 82).

Orang-orang beriman yang benar keimanannya sesuai ayat di atas yang sangat dimusuhi Zionis Amerika dan Israel adalah Republik Islam Iran, Syiah Houti Yaman, Hashad as-Sya'bi Iraq dan Hizbullah Lebanon yang keempatnya dipimpin oleh para Habib-habib Syiah seperti Habib Sayyid Ali Khamenei, Habib pimpinan Hizbullah Sayyid Hasan Nasrullah, Habib pemimpin Iraq Sayyid Ali Sistani dan Habib pimpinan Ansharullah, Sayyid Malik Badrudin Houthi Yaman.

Mereka semua inilah, suka atau tidak suka adalah kelompok Syiah yang sekarang berjihad mengorbankan diri, harta dan meninggalkan anak, istri dan orang tua mereka demi membantu kemerdekaan saudara Muslimnya di Palestina dengan uang milyaran dollar, senjata canggih yang mahal namun diberikan gratis, dan melatih pasukan Hamas, juga mendirikan pabrik senjata dan membuat terowongan bawah tanah Palestina yang membuat pusing para jendral Zionist Yahudi.

Terserah anda mau senang atau tidak kepada kebenaran ini, karena inilah fakta yang sebenarnya yang tampak di dunia sekarang ini.

Hanya senjata produksi (made in) Republik Islam Iran yang bisa menandingi kekuatan super power Amerika dan ini murni buatan negara mereka sendiri karena taat pada perintah Allah Swt di bawah ini:

"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)." ( QS. al-Anfaal: 60).

Iran satu-satunya negara yang memakai aturan hukum Islam dan al-Qur'an dan dipimpin seorang ulama cucu Nabi yang sangat profesional menguasai hukum Islam dan diikuti oleh pengikutnya sedunia yang sangat mengagumi dan mempercayai kesederhanaan kejujuran pribadinya.

Minggu, 30 Juni 2024

Imam Khamenei: Gerakan Pembela Haram, Menyelamatkan Iran dan Kawasan/Membela Haram, Membela Nilai-nilai Kemanusiaan


Imam Khamenei


Pemimpin Besar Revolusi Islam dalam pertemuan dengan anggota penyelenggara Kongres Internasional Syuhada Muqawama dan Pembela Haram (Pembela Keamanan Asia Barat dan Haram atau Makam Suci Ahlulbait Nabi), menyebut pembela Haram sebuah fenomena menakjubkan dan penting serta salah satu manifestasi pandangan dunia Republik Islam.

Lebih lanjut Imam Khamenei menekankan, kehadiran pemuda dari berbagai etnis bangsa dalam kelompok pembela Haram menunjukkan bahwa Revolusi Islam setelah lebih dari empat dekade, masih memiliki kekuatan untuk menciptakan kembali semangat dan epik revolusi pertama.

Imam Khamenei seraya mengenang seluruh syuhada pembela Haram (Pembela Keamanan Asia Barat dan Haram atau Makam Suci Ahlulbait Nabi) dan front muqawama, khususnya Syahid Jenderal Soleimani, menilai membela Haram Suci (Ahlulbait Nabi) sebuah sisi simbolis dalam membela ideologi dan nilai-nilai pemilik Haram dan Ahlulbait as.

"Nilai-nilai tinggi mazhab Ahlulbait as seperti keadilan, kebebasan, melawan kekuatan zalim, dan "pengorbanan di jalan kebenaran", senantiasa mendapat peminat di antara mereka yang memiliki hati nurani yang murni," tambah Imam Khamenei.

Menurut laporan Pars Today, Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut gerakan mahasiswa di berbagai universitas Amerika Serikat dalam membela rakyat Jalur Gaza adalah contoh dari hati nurani yang murni di dunia, dan menambahkan:

Yang penting adalah pesan membela Haram sejatinya adalah membela nilai-nilai kemanusiaan, sampai kepada hati nurani yang murni di dunia.

Beliau menganggap dimensi lain dari isu mempertahankan tempat suci (Haram) sebagai pandangan dunia revolusi Islam dan mengingatkan: Setiap gerakan dan revolusi yang mengabaikan lingkungan internasional dan regionalnya pasti akan terpukul, seperti halnya pergerakan bangsa Iran dalam Revolusi Konstitusional dan dalam permasalahan nasionalisasi industri minyak yang terpuruk dan tidak tuntas karena terlalu memikirkan permasalahan dalam negeri dan mengabaikan campur tangan asing, akhirnya gagal mencapai cita-citanya.

Rahbar menambahkan:

Imam Khomeini sejak hari-hari pertama kebangkitan Islam dan juga sejak awal kemenangan Revolusi Islam, senantiasa memperhatikan intervensi asing dan padangan dunia serta regional, dan tidak disibukkan isu-isu dalam negeri, dan dalam berbagai statemennya memberikan peringatan yang diperlukan terkait isu-isu ini.

Pertemuan anggota penyelenggara Kongres Internasional Syuhada Muqawama dan Pembela Haram

Imam Khamenei menyebut kehadiran pejuang pembela Haram (Pembela Keamanan Asia Barat dan Haram atau Makam Suci Ahlulbait Nabi) di negara-negara yang musuh merancang plot sangat berbahaya baginya, termasuk manifestasi pandangan dunia Revolusi Islam, dan mengatakan:

Dalam plotnya, musuh berencana menghancurkan pemerintah Islam dengan menduduki kawasan dan pada saat yang sama dengan menerapkan tekanan ekonomi dan politik serta tekanan “ideologis dan agama” terhadap Iran, namun sekelompok anak muda yang beriman, dengan poros Republik Islam, menggagalkan plot yang mahal kubu arogan dunia ini.

Beliau menekankan, dengan pandangan ini, harus dikatakan bahwa gerakan pembela Haram telah menyelamatkan Iran dan kawasan.

Rahbar seraya mengisyaratkan pada esensi brutal, sadis dan tak manusiawi Daesh (ISIS) dan kelompok-kelompok serupa yang dibentuk dengan dukungan persenjataan dan propaganda Amerika serta Barat, menambahkan:

Tujuan dari pembentukan kelompok-kelompok ini adalah mengobarkan instabilitas di kawasan, khususnya Iran, tapi para pembela Haram berhasil meredam bahaya besar ini.

Imam Khamenei menganggap demonstrasi kekuatan Revolusi Islam dalam menciptakan kembali semangat dan epik yang melekat di awal kemenangan sebagai dimensi lain dari gerakan para pembela Haram dan menambahkan:

Kehadiran generasi muda yang belum pernah melihat Imam (Imam Khomeini) dan era pertahanan suci (perang Iran-Irak) untuk mempertahankan tempat suci menunjukkan kekuatan aneh revolusi Islam dalam menciptakan kembali motivasi keagamaan dan revolusioner yang sama empat dekade lalu.

Seraya mengisyartkan harapan dan analisa sebagian orang yang dipengaruhi ideologi Barat terkait bahwa Revolusi Islam dan nilai-nilainya semakin melemah, Rahbar menekankan:

Kesucian, keberanian, pengorbanan, ketulusan dan “keyakinan yang mendalam terhadap landasan agama” pada generasi muda yang membela tempat suci (Haram Ahlulbait) merupakan fenomena indah dan unik yang menunjukkan kesalahan analisa orang Barat dan persoalan ini tidak mungkin terbentuk kecuali dengan rahmat dan bantuan Allah Swt dan Ahlulbait as.

Pemimpin Revolusi Islam memandang diadakannya pawai seperti 22 Bahman atau pemakaman mengejutkan seperti pemakaman Jenderal Soleimani atau para syuhada pengabdi negara (Syahid Raisi dan kawan-kawan) sebagai wujud lain dari kekuatan regenerasi Revolusi Islam dan menekankan: Para syuhada yang membela tempat suci (Haram Ahlulbait) dan keluarga mereka adalah sumber kehormatan dan kebanggaan, serta keselamatan dan kemakmuran Iran Islami, dan Revolusi Islam jelas berhutang kepada syuhada ini dan keluarga mereka. (MF)

Sumber: Parstoday Indonesia


Sabtu, 22 Juni 2024

Imam Khamenei: Tugas yang Paling Penting adalah Menegakkan Keadilan Dengan Berani dan Tanpa Basa-basi


Imam Khamenei


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Imam Khamenei Sabtu (22/6/2024) saat bertemu dengan staf dan anggota Mahkamah Agung Iran seraya menyebut tugas utama lembaga hukum adalah "menyelesaikan masalah dan perselisihan masyarakat berdasarkan keadilan” dan “Mencegah melewati garis merah hukum", mengatakan, tugas utama lembaga peradilan adalah menegakkan keadilan dengan berani dan tanpa basa-basi.


Rahbar di awal pertemuan seraya memberikan penghormatan kepada syuhada lembaga peradilan termasuk Syahid Behehsti dan juga Syahid Raisi yang memiliki catatan gemilang di Mahkamah Agung, mengucapkan terima kasih atas kerja keras ketua, pejabat, jaksa dan staf lembaga ini.


Menurut laporan Pars Today, Imam Khamenei seraya menekankan bahwa dalam al-Quran dan berbagai sumber Islam, tidak ada penekanan lebih banyak seperti masalah keadilan, menyebut keberanian sebagai keharusan dari penegakkan keadilan, mengatakan:


Menurut Imam Sajjad as, lembaga peradilan harus bertindak sedemikian rupa sehingga musuh pun akan merasa aman dari kezaliman, dan teman dekat juga akan putus asa dari bantuan yang tidak adil; Jika hal ini terlaksana, maka masalah sangat penting "keamanan psikologis dan mental" akan terjamin.


Beliau menyebut berkurangnya waktu penanganan perkara, kekuatan dan konsistensi putusan pengadilan negeri, yang berujung pada berkurangnya pelanggaran suara dalam proses banding, dan berkurangnya laporan dan pengaduan ke lembaga pemeriksa, sebagai indikator penting yang harus ditingkatkan melalui implementasi dokumen sistem peradilan.


Imam Khamanei seraya mengungkapkan keprihatinannya atas lambatnya pemrosesan kasus-kasus yang melibatkan tahanan dan akibatnya lamanya penahanan sementara terhadap orang-orang, mengatakan:


Nasib orang-orang tersebut harus ditentukan sejak dini agar tidak ada seorang pun yang dipenjara karena lamanya proses perkara.


Rahbar seraya mengisyaratkan sulitnya menyelesaikan masalah tahanan yang memiliki hutang, mengatakan:


Sejumlah orang bahkan jika mendekam di penjara seumur hidup, tidak memiliki kemampuan membayar hutangnya, dan masalah ini harus diselesaikan.


Penekanan pada referensi hakim terhadap undang-undang dalam negeri dan bukan pada sumber-sumber hak asasi manusia Barat, kelanjutan dari kunjungan lapangan oleh kepala peradilan dan tindak lanjut dari implementasi keputusan-keputusan menjanjikan yang dibuat selama kunjungan ini adalah poin-poin lain dari pidato pemimpin besar Revolusi Islam Iran.


Menyimpulkan bagian pidatonya ini, Rahbar mengatakan:


Bekerjalah sedemikian rupa sehingga opini publik melihat Mahkamah Agung sebagai rumah keadilan dan pusat penegakkan hak serta keadilan tanpa basa-basi.


Rahbar di akhir pidatonya memberikan rekomendasi penting kepada para kandidat pemilu presiden. Imam Khamenei menyebut program pemilu televisi baik dan membuat masyarakat mengenal pandangan beragam, serta kepada para kandidat pemilu, beliau mengatakan:


Seluruh kandidat, mencintai Iran dan Republik Islam; Karena mereka menginginkan menjadi presiden bagi pemerintah dan untuk melayani rakyat. Oleh karena itu, jangan berbicara yang menyenangkan musuh.


Sumber: Parstoday Indonesia