Dari Abu Laila al-Ghifari dari Nabi Saw yang bersabda, “Sepeninggalku akan ada fitnah. Jika itu terjadi, maka berpeganglah kepada Ali, karena dialah al-Faruq antara kebenaran dan kebatilan"

Beginilah Wudhu Sang Nabi: Ringkasan

 


RINGKASAN

 

1. Kesamaan cara berwudhu di zaman Rasulullah saw dan masa pemerintahan Syaikhain.

2.  Munculnya perselisihan (seputar wudhu) pada masa Usman bin Affan.

3.  Berseberangannya Usman (dalam masalah-masalah keagamaan) dengan sahabat-sahabat besar.

4.  Dalang utama munculnya per­bedaan dan pembaharuan dalam kasus wudhu tiga basuhan adalah Usman.

5.   Para sahabat yang berpihak kepada konsep ta'abbud secara umum tidak menerima semua pendapat pribadi (ijtihad) Usman dan khususnya dalam masalah wudhu.

6.   Penentangan Usman terhadap sunnah Rasulullah saw dan sunnah Syaikhain yang merupakan syarat baginya untuk menerima kekhalifahan.

7.  Pembunuhan Usman diakibatkan oleh bid'ah-bid'ah yang diciptakannya, ditambah dengan buruknya administrasi politik dan keuangannya.

8.   Usaha Amirul Mukminin Ali untuk meluruskan apa yang telah diseleweng­kan para pendahulunya; diantaranya adalah penyelewengan masalah wudhu oleh Usman.

9.  Adanya keterkaitan antara wudhu Tsuna'i Mashi dengan metode  muta’abbidin yang memandang pentingnya hadis-hadis Rasulullah saw disusun, dan adanya keterkaitan antara wudhu Tsulatsi Ghasli dengan metode para mujtahidin yang melarang periwayatan dan penyusunan hadis-hadis Rasulullah saw.

10. Pemerintahan Bani Ummayah dan Abbasiyah mendukung konsep ijtihad dan wudhu tiga basuhan, yang persis berada di garis yang berlawanan dengan konsep ta'abbud, dan menjadikan masalah wudhu sebagai satu-satunya senjata untuk membidik penganut konsep ta'abbud.[]

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar